الملك (Al-Mulk)
Surat ke-67, Ayat ke-5
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاۤءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَجَعَلْنٰهَا رُجُوْمًا لِّلشَّيٰطِيْنِ وَاَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ
Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala.
📚 Tafsir Al-Muyassar
5. Sungguh Kami telah menghiasi langit yang dekat yang dilihat oleh mata dengan bintang-bintang yang agung dan bersinar. Kami menjadikannya bola api yang membakar para jin penyadap pendengaran.
Kami sediakan bagi mereka di akhirat azab api neraka yang menyala-nyala yang mereka rasakan panasnya.
Sumber: https://tafsirweb.com/11033-surat-al-mulk-ayat-5.html
📚 Tafsir as-Sa'di
5. Maksudnya, sungguh Kami telah memperindah “langit dunia (yang dekat),” yang kalian lihat dan meliputi kalian, “dengan bintang-bintang,” yaitu bintang-bintang dengan berbagai jenis cahaya dan pantulannya. Sebab andai langit tanpa berhias bintang akan menjadi atap yang gelap yang tidak memiliki keindahan.
Tapi Allah menjadikan bintang-bintang tersebut sebagai perhiasan langit, keindahan, cahaya, dan petunjuk dalam kegelapan darat dan laut. Pemberitaan tentang perhiasan langit terdekat (paling bawah) dengan berbagai bintang tidak menafikan banyaknya bintang di tujuh langit yang lain, karena langit-langit itu bersifat transparan sehingga bintang-bintang terlihat di langit terendah meski lokasi bintang-bintang tersebut tidak terdapat di langit tersebut. “Dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan,” yang ingin mencuri berita langit. Allah menjadikan bintang-bintang tersebut sebagai penjaga langit agar setan tidak bisa mencuri berita-berita bumi. “Dan Kami sediakan bagi mereka,” yakni di akhirat, “siksa neraka yang menyala-nyala.” Karena mereka membangkang terhadap Allah dan menyesatkan hamba-hambaNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/11033-surat-al-mulk-ayat-5.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
5. Demi Allah, sungguh Kami menghiasi langit dunia, yaitu langit dunia dengan planet-planet yang bersinar. Dan kami jadikan (planet-planet) itu sesuatu untuk melempari setan dari golongan jin dan manusia.
Mereka dilempari layaknya dilempari batu. Kami menyiapkan dan menyediakan untuk mereka siksa neraka yang menyala-nyala
Sumber: https://tafsirweb.com/11033-surat-al-mulk-ayat-5.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 1-5 Allah SWT mengagungkan DzatNya yang Maha Mulia dan memberitahukan bahwa di tanganNyalah semua kerajaan, yaitu Dialah Dzat yang Mengatur semua makhluk sesuai dengan yang Dia kehendaki, tidak ada yang menghalangi apa yang Dia putuskan, dan tidak ada yang bertanya tentang apa yang Dia perbuat karena kekuasaan, kebijaksanaan, dan keadilanNya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) Kemudian Allah SWT berfirman: (Yang menjadikan mati dan hidup) ada yang mengambil dalil dari ayat ini, dia berkata bahwa kematian itu adalah hal yang nyata, karena itu adalah makhluk. Makna ayat ini adalah bahwa Allahlah yang menciptakan makhluk dari tidak ada menjadi ada untuk menguji mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya, sebagaimana Allah SWT berfirman (Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu) (Surah Al-Baqarah: 28) Keadaan yang pertama yaitu “al- 'adam” dinamakan mati, dan pertumbuhan ini dinamakan hidup.
Oleh karena itu Allah berfirman: (kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali) (Surah Al-Baqarah: 28) Firman Allah SWT: (supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya) yaitu yang terbaik amalnya.
Kemudian Allah berfirman: (Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun) yaitu Maha Perkasa, Maha Besar dan Maha Kokoh, selain itu Dia Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan kembali kepadaNya setelah berbuat durhaka terhadapNya dan menentang perintahNya.
Sekalipun Dia Maha Perkasa, Dia mengampuni, menyayangi, memaafkan, dan menyantuni. Kemudian Allah berfirman: (Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis) yaitu, bertingkat-tingkat.
Apakah satu sama lain berhubungan, yakni satu sama lainnya berlapis satu sama lain, tanpa pemisah? Ada dua pendapat tentangnya, yang paling benar adalah pendapat yang kedua, sebagaimana yang ditunjukkan hadits Isra’ dan lainnya. Firman Allah: (Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang) yaitu bahkan rapi sempurna, tanpa ada perbedaan, pertentangan, kekurangan, kelemahan, dan cela.
Oleh karena itu Allah berfirman: (Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?) yaitu, pandanglah langit dan lihatlah, apakah kamu melihat padanya suatu cela, kekurangan, kelemahan atau keretakan?
Qatadah berkata tentang firmanNya: (adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?) yaitu apakah kamu melihat adanya cela? Firman Allah: (Kemudian pandanglah sekali lagi) Qatadah berkata yaitu dua kali, (niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat) Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah dalam keadaan terhina. Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah dalam keadaan kecil. (dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah) Qatadah berkata bahwa “Al-Hasir” adalah maknanya kelelahan.
Makna ayat ini adalah bahwa sekiranya kamu mengulangi pandanganmu berapa kali pun, maka pandanganmu akan kembali kepadamu, karena tidak menemukan suatu cela atau suatu cacat pun padanya. (dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah) yaitu lemah dan terputus karena kelelahan, karena terlalu banyak mengulang, tetapi tidak melihat adanya suatu kekurangan. Setelah menafikan kekurangan dalam penciptaan langit, Dia menjelaskan kesempurnaannya dan perhiasannya. Lalu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang) yaitu bintang-bintang yang menghiasi langit, baik yang beredar dan yang tetap.
Firman Allah (dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan) Dhamir pada lafaz (waja'alnaha) kembali kepada jenis dari “Al-mashabih” bukan kepada bentuknya, karena bintang-bintang yang ada di langit tidak digunakan untuk melempari setan-setan, melainkan yang dipakai nyala api daripada bintang-bintang itu sendiri, atau barangkali nyala api itu bersumber darinya. Hanya Allah yang lebih Mengetahui. Firman Allah: (dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala) yaitu, Kami menjadikan kehinaan itu untuk setan-setan di dunia, dan Kami menyediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala di akhirat.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam permulaan surah Ash-Shaffat: (Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang (6) dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang sangat durhaka (7) setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru (8) Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal (9) akan tetapi barang siapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan), maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang (10)) (Surah Ash-Shaffat) Qatadah berkata bahwa sesungguhnya bintang-bintang ini diciptakan untuk tiga hal, yaitu Allah menciptakannya untuk perhiasan bagi langit, sebagai pelempar setan, dan sebagai tanda-tanda untuk petunjuk arah.
Sumber: https://tafsirweb.com/11033-surat-al-mulk-ayat-5.html
Informasi Tambahan
Juz
29
Halaman
562
Ruku
496