Kembali ke Surat Al-Mulk

الملك (Al-Mulk)

Surat ke-67, Ayat ke-12

اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ

Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.

📚 Tafsir Al-Muyassar

12. Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka, di mana mereka menyembahNya sekalipun tidak ada manusia yang melihat mereka, serta mereka takut kepada azab di akhirat sebelum mereka menyaksikannya, bagi mereka ampunan dari Allah dari dosa-dosa mereka dan pahala besar, yaitu surga.

Sumber: https://tafsirweb.com/11040-surat-al-mulk-ayat-12.html

📚 Tafsir as-Sa'di

12. Setelah menyebutkan keadaan orang-orang yang celaka dan durjana, selanjutnya Allah menyebutkan kondisi orang-orang baik dan berbahagia seraya berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabbnya yang tidak tampak oleh mereka,” takut kepada Allah dalam berbagai kondisi mereka hingga dalam keadaan tidak ada seorang pun tahu selain Allah, mereka tidak mendurhakaiNya dan tidak bersikap asal-asalan dalam menunaikan perintah Allah “mereka akan memperoleh ampunan” atas dosa-dosa mereka, Allah pun melindungi mereka dari keburukan dan siksa neraka, “dan pahala yang besar,” yang disediakan oleh Allah bagi mereka di dalam surga, berupa kenikmatan abadi, kerajaan besar, kenikmatan-kenikmatan yang saling berkaitan, istana, kediaman tinggi, bidadari, pelayan dari anak-anak beliau, dan yang lebih besar serta lebih agung dari semua itu, adalah keridhaan Allah Yang Maha Pemurah yang diberikan pada penghuni surga.

Sumber: https://tafsirweb.com/11040-surat-al-mulk-ayat-12.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

12. Sesungguhnya orang-orang yang takut dengan azab Tuhannya, berada dalam ketenangan. Bagi mereka ampunan atas dosa-dosanya dan pahala yang agung yaitu surga

Sumber: https://tafsirweb.com/11040-surat-al-mulk-ayat-12.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 12-15 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang yang takut kepada kedudukan Tuhannya terhadap apa yang ada antara dia dan Tuhannya; jika dia tidak diketahui orang lain, maka dia mencegah dirinya dari perbuatan-perbuatan maksiat, dan mengerjakan ketaatan, meskipun tidak ada orang lain yang melihatnya kecuali Allah SWT. dan bahwa Allah akan memberinya ampunan dan pahala yang besar yaitu Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dan membalasnya dengan pahala yang berlimpah. Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingatkan bahwa Dia Maha Melihat semua isi hati dan rahasia (Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati (13)) yaitu segala sesuatu yang terbesit dalam hati (Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui?) yaitu apakah Tuhan Yang Maha Pencipta itu tidak mengetahui? Dikatakan, “apakah Allah tidak mengetahui makhlukNya?

Makna pertama adalah yang lebih utama, karena firmanNya: (dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui) Kemudian Allah menyebutkan nikmat-nikmat yang telah Dia berikan kepada makhlukNya, dengan menundukkan dan merendahkan bumi bagi mereka, dengan menjadikannya tenang dan stabil, tidak berguncang dan tidak miring, dengan gunung-gunung yang telah Dia pancangkan padanya. Allah mengalirkan dari dalamnya mata air-mata air, dan menyediakan padanya jalan-jalan, serta menyediakan padanya berbagai manfaat dan tempat-tempat untuk ditanami untuk keperluan tanaman. Maka Allah SWT berfirman: (Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya) yaitu, berjalanlah ke mana pun yang kalian kehendaki di berbagai kawasannya, serta lakukanlah perjalanan mengelilingi daerah dan kawasannya untuk berbagai mata pencaharian dan perniagaan.

Dan ketahuilah bahwa upaya kalian tidak dapat memberi manfaat sedikit pun bagi kalian kecuali jika Allah memudahkannya bagi kalian. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya) Maka berupaya dengan menempuh sarananya tidaklah bertentangan dengan tawakal kepadaNya. Dialah yang Menundukkan, Memperjalankan, dan Menjadikan penyebabnya (Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan) yaitu dikembalikan di hari kiamat.

Mujahid, As-Suddi, dan Qatadah berkata tentang firmanNya (manakibiha) yaitu daerah-daerah yang jauh, daerah-daerah pedalaman, dan seluruh kawasannya. Ibnu Abbas dan Qatadah juga berkata bahwa (manakibiha) yaitu gunung-gunung.

Sumber: https://tafsirweb.com/11040-surat-al-mulk-ayat-12.html

Informasi Tambahan

Juz

29

Halaman

562

Ruku

496

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved