Kembali ke Surat Al-Qalam

القلم (Al-Qalam)

Surat ke-68, Ayat ke-25

وَّغَدَوْا عَلٰى حَرْدٍ قَادِرِيْنَ

Dan berangkatlah mereka pada pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).

📚 Tafsir Al-Muyassar

25. Mereka berangkat ke kebun mereka di pagi hari dengan tujuan tidak baik yaitu tidak memberikan sebagian hasil kebun kepada orang-orang miskin, mereka merasa sangat mampu melakukan apa yang hendak mereka lakukan.

Sumber: https://tafsirweb.com/11113-surat-al-qalam-ayat-25.html

📚 Tafsir as-Sa'di

25. “Dan berangkatlah mereka di pagi hari,” dalam kondisi keji, kasar, dan tidak berbelas kasih seperti ini, “dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).” Yakni, mereka menahan hak Allah yang pasti mereka mampu lakukan.

Sumber: https://tafsirweb.com/11113-surat-al-qalam-ayat-25.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

25. Mereka berjalan di waktu pagi (waktu antara shalat subuh sampai terbitnya matahari) untuk melaksanakan rencana (sebelumnya). Mereka beranggapan bahwa mereka adalah orang yang menguasai buah-buahan yang hitam itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/11113-surat-al-qalam-ayat-25.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 17-33 Ini merupakan perumpamaan yang dibuat Allah SWT untuk menggambarkan tentang orang-orang kafir Quraisy yang telah Dia beri anugerah kepada mereka berupa rahmat yang agung, dan DIa telah memberi mereka nikmat yang besarnya, yaitu dengan pengutusan nabi Muhammad SAW kepada mereka. Lalu mereka membalasnya dengan mendustakan, menolak, dan memeranginya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah menguji mereka) yaitu Kami menguji mereka (sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun) yaitu kebun-kebun yang mempunyai berbagai macam buah-buahan (ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari) yaitu mereka bersumpah di antara mereka, bahwa mereka benar-benar akan memetik buahnya di malam hari agar tidak ada seorang fakir dan peminta-minta pun yang mengetahuinya agar hasil buahnya melimpah bagi mereka, dan mereka tidak mau menyedekahkan sebagian darinya sedikit pun (dan mereka tidak mengucapkan, "jika Allah Menghendaki" (18)) yaitu dalam sumpah mereka ucapkan.

Oleh karena itu Allah tidak memperkenankan sumpah mereka, lalu Allah SWT berfirman: (lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur (19)) yaitu, kebun mereka ditimpa wabah dan bencana dari langit, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita Ats Tsauri dan As-Suddi berkata bahwa seperti sawah yang telah dipanen, yakni kering kerontang. (lalu mereka panggil-memanggil di pagi hari (21)) yaitu ketika waktu pagi datang, sebagian dari mereka memanggil sebagian lain untuk pergi memanen ("Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya” (22)) yaitu, jika kalian hendak memanen buahnya. (Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan (23)) yaitu dengan saling berbicara di antara mereka dengan suara yang tidak terdengar oleh orang lain. Kemudian Allah SWT yang Mengetahui semua rahasia dan apa yang dibisikkan oleh mereka itu menjelaskan apa yang mereka bisikkan itu, Maka Allah SWT berfirman: (Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan (23) "Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu” (24)) yaitu, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian lain, bahwa janganlah membiarkan hari ini seorang fakir pun masuk ke dalam kebun kalian. Allah SWT berfirman (Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin), padahal mereka mampu (menolongnya)) yaitu dengan sekuat tenaga. (padahal mereka mampu (menolong orang-orang miskin itu)) yaitu mampu untuk memanen hasil kebunnya sesuai dengan apa yang mereka duga dan sangka (Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan)) yaitu ketika mereka sampai di kebun mereka dan menyaksikannya dalam keadaan yang telah digambarkan Allah SWT sebelumnya. yaitu kebun yang tadinya hijau, subur, dan banyak buah-buahannya, menjadi hitam legam seperti malam yang gelap gulita, tidak ada sesuatupun yang dapat diambil manfaatnya dari kebun itu.

Maka mereka berkeyakinan bahwa mereka salah jalan. Oleh karena itu mereka berkata: (Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan)) yaitu kita telah menempuh jalan yang bukan menuju ke arah kebun kita. Kemudian mereka menyadari atas apa yang mereka duga dan mereka yakin bahwa itu adalah kebun mereka.

Lalu mereka berkata: (bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya) (27)) bahkan memang inilah dia, tetapi kita tidak beruntung dan tidak mendapatkan bagian (Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka) Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair dan Qatadah berkata bahwa makna yang dimaksud adalah seorang yang paling bijaksana dan paling baik dari mereka (Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)?) Mujahid berkata tentang firmanNya: (mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)?) yaitu mengapa kalian tidak mengucapkan jika Allah menghendaki sebelumnya? As-Suddi berkata bahwa istisna mereka di masa itu berupa tasbih. Ibnu Jarir berkata bahwa yang dimaksud adalah ucapan seseorang jika Allah menghendaki.

Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah (Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)." (28)) yaitu, mengapa kalian tidak bertasbih kepada Allah dan bersyukur kepadaNya atas nikmat yang telah Dia limpahkan dan berikan kepada kalian?" (Mereka mengucapkan, "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim” (29)) Mereka menunaikan ketaatan di saat itu tidak bermanfaat bagi mereka, dan mereka menyesal dan mengakui bahwa itu sudah tidak berguna. Oleh karena itu mereka berkata: ("Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya saling mencela (30)) yaitu sebagian dari mereka mencela sebagian lain atas apa yang mereka alami yang mana mereka bersikeras tidak mau memberi orang-orang miskin dari hasil panen mereka. Maka tidak ada jawaban sebagian dari mereka kepada sebagian lain kecuali mengakui kesalahan dan dosa mereka sendiri (Mereka berkata, "Aduhai, celakalah kita, sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas" (31)) yaitu kami benar telah berbuat salah, berbuat aniaya, dan melampaui batas sehingga kita tertimpa musibah ini (Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita) DIkatakan mereka menginginkan agar diberi gantinya bagi mereka di dunia.

Dikatakan bahwa mereka mengharapkan pahala di akhirat. Allah SWT berfirman: (Seperti itulah azab (di dunia)) yaitu seperti itulah azab bagi orang yang menentang perintah Allah dan bersikap kikir terhadap apa yang diberikan dan dianugerahkan Allah kepadanya, menghalangi hak orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan, dan menukar kenikmatan dengan kekafiran (Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui) yaitu, siksaan dunia sebagaimana yang kalian dengar, dan azab akhirat itu lebih berat daripada itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/11113-surat-al-qalam-ayat-25.html

Informasi Tambahan

Juz

29

Halaman

565

Ruku

498

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved