الحاۤقّة (Al-Haqqah)
Surat ke-69, Ayat ke-7
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعٰىۙ كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍۚ
Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
📚 Tafsir Al-Muyassar
5-8. Kaum Tsamud dibinasakan dengan suara teriakan menggelegar yang kerasnya melewati batas. Kaum Ad dibinasakan dengah angin dingin yang kencang.
Allah mengirimkannya kepada mereka selama 7 malam dan 8 hari terus-menerus, tidak berhenti tidak terputus. Kamu melihat mereka di hari-hari dan malam-malam tersebut mati seolah-olah mereka adalah pangkal pohon kurma yang teronggok yang rapuh bagian dalamnya. Apakah kamu melihat yang tersisa yang selamat dari mereka?
Sumber: https://tafsirweb.com/11199-surat-al-haqqah-ayat-7.html
📚 Tafsir as-Sa'di
7. “Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus,” yakni malapetaka dan bencana mengerikan yang menimpa mereka sehingga memporak-porandakan dan membinasakan mereka. “Maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan,” maksudnya, dalam keadaan mati binasa, “seakan-akan mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk),” maksudnya, mereka seperti batang pohon kurma yang ujungnya telah terpotong (mati) karena lapuk, sehingga berjatuhan.
Sumber: https://tafsirweb.com/11199-surat-al-haqqah-ayat-7.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
7-8. Dengan kuasaNya, Allah memerintahkan bencana itu kepada mereka selama 7 malam dan 8 hari secara berturut-turut. Bencana itu menghapus mereka (melenyapkan mereka).
Maka lihatlah kaum yang dihancurkan sampai mati dengan cara dilempar-lemparkan. Mereka seperti biji kurma kosong yang berjatuhan. Apakah kamu menemukan di antara mereka seseorang yang masih hidup?!.
Sungguh mereka semua mati.
Sumber: https://tafsirweb.com/11199-surat-al-haqqah-ayat-7.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 1-12 (Al-Haqqah) yaitu salah satu dari nama hari kiamat, karena di dalamnya terjadilah janji dan ancaman. Oleh karena itu Allah membesarkan perkaranya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu? (3)) Kemudian Allah SWT menyebutkan kebinasaan yang Dia timpakan atas umat-umat yang mendustakannya.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa (5)) yaitu pekikan yang mendiamkan mereka dan guncangan yang mematikan mereka. Demikian juga dikatakan Qatadah, bahwa “Ath-Thagiyah” adalah pekikan. Inilah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir.
Mujahid berkata bahwa “Ath-Thagiyah” adalah dosa-dosa. Demikian juga dikatakan Ar-Rabi' bin Anas dan Ibnu Zaid, bahwa makna yang dimaksud adalah perbuatan yang melampaui batas, dan Ibnu Zaid membaca firmanNya: ((Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas (11)) (Surah Asy-Syams) As-Suddi berkata tentang firmanNya (maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa) dia berkata yaitu menyembelih unta. (Adapun kaum 'Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin) yaitu angin yang sangat dingin.
Qatadah, As-Suddi, Ar-Rabi' bin Anas dan Ats Tsauri berkata tentang firmanNya: (lagi sangat kencang) yaitu, sangat kuat tiupannya. (yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka) yaitu yang Dia perintahkan untuk menguasai mereka (selama tujuh malam dan delapan hari terus-menerus) yaitu, genap selama itu secara terus-menerus tidak ada hentinya. Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Ats-Tsauri, dan lainnya berkata tentang firmanNya (husuuma) yaitu terus-menerus. Diriwayatkan pula dari Ikrimah dan Ar-Rabi' bin Khaitsam, yang menimpakan kesialan-kesialan atas mereka, sebagaimana firmanNya: (dalam beberapa hari yang sial) (Surah Fushshilat: 16) (Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka (8)) yaitu, apakah kamu melihat seseorang yang tersisa dari kalangan mereka, atau seseorang yang berketurunan dari kalangan mereka?
Tidak, bahkan mereka binasa semuanya, dan Allah tidak menjadikan generasi penerus bagi mereka. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya) Dibaca dengan dikasrah huruf qafnya, yaitu dari sisinya, dari orang yang ada pada masanya dari pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang kafir Qibti. Sedangkan ulama lainnya membacanya dengan difathah huruf qafnya, yaitu orang-orang yang sebelumnya dari kalangan umat-umat yang serupa dengannya.
Firman Allah (dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan) Mereka adalah umat-umat yang mendustakan para rasul (karena kesalahan yang besar) yaitu melakukan kesalahan, yaitu mendustakan apa yang diturunkan Allah. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka) ini merupakan isim jenis, yaitu masing-masing dari mereka mendustakan utusan Allah yang diutus kepada mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (semuanya telah mendustakan rasul-rasul, maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan) (Surah Qaf: 14) Barang siapa yang mendustakan seorang rasul, berarti dia mendustakan semua rasul.
Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kaum Nuh telah mendustakan para rasul (105)) (Surah Asy-Syu'ara), dan (Kaum Ad telah mendustakan para rasul (123)) (Surah Asy-Syu'ara’) serta (Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul (141)) (Surah Asy-Syu'ara’) Karena sesungguhnya yang datang kepada setiap umat hanyalah seorang rasul.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman di sini: (Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras (10)) yaitu yang besar, keras, dan pedih. Mujahid berkata terkait firmanNya (rabiyah) yaitu keras. Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik) yaitu melampaui batasan dengan dengan izin Allah dan air naik ke alam wujud.
Ibnu Abbas dan lainnya berkata tentang firmanNya (tatkala air telah naik) yaitu air bertambah banyak. Demikian itu karena doa nabi Nuh terhadap kaumnya, ketika mereka mendustakan dan menentangnya, lalu mereka menyembah selain Allah. Maka Allah memperkenankan doanya dan seluruh penduduk bumi dilanda banjir bandang, kecuali orang-orang yang bersama nabi Nuh di bahteranya.
Semua manusia sekarang berasal dari keturunan nabi Nuh. Oleh karena itu Allah SWT berfirman seraya memberi peringatan bagi manusia atas anugerahNya kepada mereka (Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu ke dalam bahtera (11)) yaitu perahu yang berlayar di atas air (agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagikamu) Dhamirnya merujuk kepada jenis untuk menunjukkan maknannya. yaitu, Kami membiarkan bagi kalian dari jenisnya yang dapat kalian naiki di atas lautan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu kendarai (12) supaya kamu duduk di atas punggungnya, kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya) (Surah Az-Zukhruf) dan (Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan (41) dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu (42)) (Surah Yasin) Qatadah berkata bahwa bahtera nabi Nuh masih tersisa sehingga masih dijumpai generasi pertama dari umat ini.
Akan tetapi, pendapat yang pertama lebih jelas. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar) yaitu memahami dan mengingat nikmat ini dengan telinga yang mau mendengar.
Sumber: https://tafsirweb.com/11199-surat-al-haqqah-ayat-7.html
Informasi Tambahan
Juz
29
Halaman
566
Ruku
500