Kembali ke Surat An-Nazi'at

النّٰزعٰت (An-Nazi'at)

Surat ke-79, Ayat ke-37

فَاَمَّا مَنْ طَغٰىۖ

Maka adapun orang yang melampaui batas,

📚 Tafsir Al-Muyassar

37-39. Barangsiapa membangkang terhadap perintah Allah, Dan mementingkan hidup di dunia atas hidup di akhirat, Maka tempat kembalinya adalah neraka.

Sumber: https://tafsirweb.com/12017-surat-an-naziat-ayat-37.html

📚 Tafsir as-Sa'di

(Ayat 37-39) “Adapun orang yang melampaui batas,” yaitu mealnggar batas seraya berani menerjang maksiat-maksiat besar dan tidak mencukupkan diri pada batasan-batasan Allah “dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,” daripada akhirat; usahanya akan tertuju pada dunia dan waktunya dihabiskan untuk bagian dan kepentingan dunia dengan melupakan akhirat dan berbuat untuknya, “maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal” baginya. Neraka menjadi tempat tinggal dan menetap bagi orang yang kondisinya seperti itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/12017-surat-an-naziat-ayat-37.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

37-38. Barangsiapa yang besar kepala dan melampaui batasan, sehingga dia menjadi kafir, lalu lebih mencintai dunia daripada akhirat dengan tidak mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat.

Sumber: https://tafsirweb.com/12017-surat-an-naziat-ayat-37.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 34-46 Allah SWT berfirman: (Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang (34)) yaitu hari kiamat. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas bahwa hari kiamat disebut demikian karena pada hari itu semua perkara yang mengerikan dan dahsyat terjadi, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan hari kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit) (Surah Al-Qamar: 46) (Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya (35)) yaitu pada hari itu manusia mengingat amal kebaikan dan keburukannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya) (Surah Al-Fajr: 23) (dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat (36)) yaitu neraka ditampakkan, sehingga semua manusia dapat melihatnya dengan mata kepala mereka (Adapun orang yang melampaui batas (37)) yaitu, membangkang dan berlaku sewenang-wenang (dan lebih mengutamakan kehidupan dunia (38)) yaitu mendahulukannya daripada perkara agama dan akhiratnya (maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya) (39)) yaitu sesungguhnya tempat kembalinya adalah neraka Jahim, dan makanannya adalah zaqqum, sedangkan minumannya adalah air yang mendidih. (Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya (40)) yaitu takut saat dia dihadapkan kepada Allah SWT dan takut pada keputusan Allah terhadapnya pada hari itu, lalu dia menahan hawa nafsunya dan tidak mengikutkannya serta menundukkannya untuk taat kepada Tuhannya (maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya) (41)) yaitu sebagai tempat pulang dan kembalinya ke surga yang luas.

Kemudian Allah SWT berfirman: ((Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya? (42) Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? (43) Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya) (44)) yaitu, pengetahuan tentangnya tidak dikembalikan kepadamu dan tidak pula kepada seseorang makhluk pun, melainkan tempat kembalinya hanya kepada Allah SWT. Dialah Dzat yang mengetahui waktunya dengan tepat (Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian melainkan dengan tiba-tiba.

Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah”) (Surah Al-A'raf: 187) di sini Allah berfirman (Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya) (44)) Oleh karena itu ketika malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW tentang waktu kejadian hari kiamat, maka beliau SAW menjawab,”Tidaklah orang yang ditanya tentangnya lebih mengetahui daripada yang bertanya” Firman Allah SWT: (Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari kebangkutan) (45)) yaitu sesungguhnya Aku mengutusmu hanya untuk memberi peringatan kepada manusia dan memperingatkan mereka tentang pembalasan dan azab Allah.

Maka barangsiapa yang takut kepada Allah dan takut pada kedudukan dan ancamanNya, maka dia mengikutimu dan beruntung dan berhasillah dia. Kekecewaan dan kerugian pasti akan menimpa orang-orang yang mendustakan dan menentangmu. Firman Allah SWT: (Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (46)) yaitu apabila mereka dibangkitkan dari kubur, lalu digiring ke padang mahsyar, maka saat itulah mereka merasa amat pendek masa hidup mereka di dunia, sehingga seakan-akan mereka hanya tinggal selama suatu sore atau suatu pagi dari satu hari.

Sumber: https://tafsirweb.com/12017-surat-an-naziat-ayat-37.html

Informasi Tambahan

Juz

30

Halaman

584

Ruku

521

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved