Kembali ke Surat An-Nisa'

النساۤء (An-Nisa')

Surat ke-4, Ayat ke-82

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا

Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Apakah mereka tidak mau melihat al-qur’an dan apa yang dibawa dengannya dari kebenaran dengan penglihatan yang penuh perenungan dan pengahayatan,yang datang dalam bentuk kerapian yang muhkam sehingga dapat dipastikan bahwa sesungguhnya al-qur’an berasal dari allah semata?sekiranya berasal dari selain allah,pastilah mereka akan mendapati banyak sekali kontradiksi di dalamnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/1614-surat-an-nisa-ayat-82.html

📚 Tafsir as-Sa'di

82. Allah memerintahkan agar merenungi kitabNya, yaitu berfikir tentang maknanya, memfokuskan pikiran padanya, pada asas-asasnya dan pada kesimpulannya serta hal-hal yang berkaitan dengannya, dengannya dapat dihasilkan segala kebaikan dan dibuahkan segala ilmu, dengannya iman bertambah dalam hati dan akarnya akan tertancap dalam-dalam. Sesungguhnya ia memberi tahu tentang Rabb yang harus di sembah dan segala perkara tentang segala sipat-sipat kesempurnaan dan perkara yang disucikan dariNya dari berbagai sipat kekurangan, ia memberitahukan tentang jalan yang menyampaikan kepadaNya, dan tentang sipat-sipat penghuni syurga dana pa pun yang mereka dapatkan ketika memasukinya, memberitahukan tentang musuh yang benar musuh hakiki, dan tentang jalan yang mengakibatkan siksaan serta sipat-sipat penghuninya dan hal apa pun yang ada pada mereka yang menyebabkan siksaan tersebut.

Dan setiap kali hamba bertambah renungannya terhadap Al-Qur’an, niscaya pula bertambah ilmu, amal, dan kearipannya, oleh karena hal itu Allah memerintahkan kepada hal tersebut dan menganjurkannya lalu ,mengabarkan bahwa itulah maksud dari turunnya Al-Qur’an, sebagaimana Allah berfirman," Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." (Sad:29) dan Allah juga berfirman "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?" (Muhammad:24).

Dan diantara faidah merenungi kitabulah adalah, bahwa dengan merenunginya bahwa seorang hamba akan sampi kepada derajat keyakinan dan ilmu bahwa Al-Qur’an itu adalah Kalam Allah, karena sesungguhnya ia akan menyaksikan bahwa sebagiannya membenarkan sebagaian yang lain, dan Anda akan menyaksikan hikmah-hikmah, kisah-kisah, dan kabar yang di ulang-ulang dalam Al-Qur’an dalam beberapa tempat, seluruhnya saling sesuai dan saling membenarkan, sebagaimana tidaklah membatalkan yang lainnya, dengan demikian di ketahuilah kesempurnaan Al-Qur’an dan bahwasanya ia adalah dari dzat yang ilmunya meliputi segala sesuatu, karena itulah Allah berfirman, “Kalau kirannya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya,” maksudnya, ketika Al-Qur’an, itu dari sisi Allah, maka tidak aka nada perselisihan di dalamnya sama sekali.

Sumber: https://tafsirweb.com/1614-surat-an-nisa-ayat-82.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

82. Apakah mereka tidak memahami Al-Qur’an dan merenungi makna, hikmah dan pelajarannya?! Jika mereka mau mentadabburinya maka sungguh mereka akan mendapati Al-Qur’an itu selaras antara satu dengan lainnya.

Jika Al-Qur’an itu dari kalam manusia, maka mereka akan mendapatinya akan saling berbeda dan mengandung banyak pertentangan.

Sumber: https://tafsirweb.com/1614-surat-an-nisa-ayat-82.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 82-83 Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada mereka untuk merenungkan Al-Quran, melarang mereka untuk berpaling darinya dan dari memahami maknanya yang jelas dan lafazh-lafzhnya yang sangat jelas.

Serta memberitahukan kepada mereka bahwa tidak ada, perbedaan, permusuhan, dan pertentangan di dalamnya. Karena Al-Qur’an itu diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji, jadi itu adalah kebenaran yang pasti. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman, (Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? (24)) (Surah Muhammad) Kemudian Allah berfirman (Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah) tyaitu jika itu dibuat-buat dan diciptakan (oleh manusia) sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu orang musyrik dan munafik karena ketidaktahuan mereka dalam hati mereka, maka pasti akan ada banyak pertentangan di dalamnya, yaitu pertentangan dan sesuatu yang berlawanan yang sangat banyak.

Maknanya yaitu bahwa Al-Qur’an ini terbebas dari pertentangan, dan itu dari sisi Allah, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT seraya memberitahukan tentang orang-orang yang kokoh pengetahuannya dimana mereka berkata (Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami) (Surah Ali-Imran: 7), yaitu, baik ayat muhkamat maupun mutasyabihat, itu adalah kebenaran.

Oleh karena itu, mereka mengembalikan ayat mutasyabihat kepada ayat muhkamat dan mereka mendapat petunjuk. Sedangkan orang-orang yang hati mereka dalam kesesatan, mereka mengembalikan ayat muhkamat kepada ayat mutasyabihat dan mereka tersesat. Oleh karena itu, Allah memuji mereka yang kokoh pengetahuannya dan mencela orang yang tersesat.

Firman Allah: (Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya) untuk menolak orang yang tergesa-gesa terhadap sesuatu sebelum memastikannya, sehingga mereka memberitahukan dan menyebarluaskannya, padahal berita tersebut mungkin tidak benar. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Cukuplah seseorang (dianggap) berbohong apabila dia menceritakan semua yang dia dengarkan” Firman Allah (tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebagian kecil saja) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yaitu orang-orang mukmin. Abdurrazaq meriwayatkan dari Ma'mar, dari Qatadah tentang firman Allah (tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebagian kecil saja) yaitu kalian semua Untuk mendukung pendapat ini, dikutip pernyataan dari Ath-Thirmah bin Hakim dalam memuji Yazid bin Al-Muhallab: “Aku mencium banyak tangan yang memberi karunia, sedikit yang mengkritik dan mencela"

Sumber: https://tafsirweb.com/1614-surat-an-nisa-ayat-82.html

Informasi Tambahan

Juz

5

Halaman

91

Ruku

72

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved