Kembali ke Surat An-Nisa'

النساۤء (An-Nisa')

Surat ke-4, Ayat ke-103

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Apabila kalian telah mengerjakan shalat,maka tetaplah kalian mengingat Allah dalam seluruh kondisi kalian.Kemudian apabila tlah hilang rasa ketakutan itu, maka kerjakanlah shalat dengan sempurn,dan janganlah kalian menyepelekannya,karena sesungguhnya shalat itu wajib pada waktu-waktu yang telah di maklumi dalam syariat.

Sumber: https://tafsirweb.com/1635-surat-an-nisa-ayat-103.html

📚 Tafsir as-Sa'di

103. Maksudnya, apabila kalian telah menyelesaikan shalat khauf kalian atau yang lainnya, maka berdzikirlah kepada Allah dalam berbagai kondisi dan keaadaan kalian, akan tetapi dikhusukan shalat khauf dengan hal tersebut adalah karena beberapa faidah, di antaranya: ~ Bahwasanya baiknya hati, keberuntungan, dan kebahagiaannya, adalah dengan kembali kepada Allah dalam kecintaan dan hati yang penuh dengan Dzikir kepadaNya dan pujian atasNya, dan sarana yang paling agung untuk mencapai tujuan tersebut adalah shalat, yang pada hakikatnya merupakan sebuah hubungan langsung antara seorang hamba dengan Rabbnya. ~ Bahwa dalam hal itu tergambar hakikat keimanan dan isyarat-isyarat keyakinan yang membuat Allah harus mewajibkan shalat atas hamba-hambaNya setiap sehari semalam, dan telah diketahui bahwa di dalam shalat Khauf tidak didapatkan tujuan-tujuan yang terpuji tersebut disebabkan oleh sibuknya hati dan tubuh serta rasa takut, maka Allah memerintahkan untuk menutupinya dengan dzikir setelahnya. ~ Bahwasanya takut itu mengakibatkan ketegangan hati dan perasaan khawatir yang menghadapkannya kepada kelemahan, dan bila hati telah lemah, niscaya tubuh pun akan lemah dalam menghadapi musuh, dan memperbanyak dzikir kepada Allah adalah di antara pemicu kekuatan yang terbesar bagi hati. ~ bahwa dzikir kepada Allah disertai bersabar dan teguh adalah sebab dari kemenangan dan keberuntungan dari musuh sebagaimana Allah berfirman, (Al-Anfal:45) Allah memerintahkan untuk memperbanyak dzikir kepadaNya dalam kondisi seperti ini.

Dan banyak lagi faidah-faidah lainnya. Dan firmanNya, “Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa),” maksudnya apabila kalian telah merasa aman dari rasa takut dan hati serta tubuh kalian telah merasakan ketenangan, maka sempurnakanlah shalat kalian secara penuh, baik lahir maupun batin dengan menegakkan rukun-rukunnya, syarat-syaratnya, kekhusyu’annya dan seluruh hal yang melengkapinya. “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman,” maksudnya diwajibkan pada waktu-waktunya. Hal tersebut menunjukkan kewajiban shalat, dan bahwa shalat itu memiliki waktu di mana shalat itu tidak sah kecuali pada waktunya, yaitu waktu-waktu yang telah diketahui oleh kaum Muslimin, baik anak kecil, orang tua, ulama maupun orang bodoh mereka, di mana mereka mendapatkan hal tersebut dari Nabi mereka Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam dengan sabdanya "sholatlah kalian seperti melihatku sedang sholat".

Firman Allah, “Atas orang-orang yang beriman” menunjukkan bahwa shalat itu adalah barometer keimanan, dan menurut keimanan nseorang hambalah shalatnya tegak dan sempurna. Yang menunjukkan hal itu adalah bahwa kaum kafir –walaupun mereka konsisten terhadap hukum-hukum kaum Muslimin seperti ahli dzimmah- tidaklah diwajibkan dengan cabang-cabang agama seperti shalat, mereka tidak diperintahkan untuk mengerjakannya, bahkan hal itu bila mereka lakukan juga tidaklah sah selama mereka masih dalam kekufuran, dan mereka tetap akan disiksa karena hal itu dank arena hukum-hukum lain di akhirat nanti.

Sumber: https://tafsirweb.com/1635-surat-an-nisa-ayat-103.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

103 Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, senantiasa ingatlah Allah di segala keadaanmu bahkan ketika perang. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu sebagaimana biasa secara sempurna. Sesungguhnya shalat itu adalah suatu kewajiban atas orang-orang yang beriman yang telah ditentukan waktunya baik awal masuk atau akhirnya, tidak boleh dipercepat maupun ditunda

Sumber: https://tafsirweb.com/1635-surat-an-nisa-ayat-103.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 103-104 Allah SWT memerintahkan untuk memperbanyak dzikir setelah shalat khauf, meskipun dzikir itu sangat dianjurkan dalam situasi lainnya. Akan tetapi di sini Allah menegaskan bahwa berdzikir pada saat melakukan shalat khauf itu sebagai bentuk keringanan dalam melaksanakan rukun-rukunnya dan kelonggaran itu untuk melaksanakannya atau tidak, serta memperbanyak dzikir juga dianjurkan dilakukan pada saat shalat lainnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman tentang bulan-bulan haram: (maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu) meskipun hal ini juga dilarang dalam bulan-bulan lain.

Akan tetapi di sini Allah lebih menegaskan kemuliaan dan keagungan bulan-bulan haram itu. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu),yaitu ketika kalian merasa aman dan ketakutan itu telah pergi ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring) yaitu dalam segala keadaan kalian. Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu) yaitu, jika kamu merasa aman dan ketakutan telah hilang, serta mendapatkan ketenangan (maka dirikanlah shalat itu) yaitu, sempurnakanlah dan laksanakanlah shalat sebagaimana kalian diperintahkan dengan ketentuan, kekhusyu’an, ruku’, sujud, dan semua perkara yang berkaitan dengan shalat" Firman Allah SWT, (Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman).

Ibnu Abbas berkata makanya yaitu diwajibkan Firman Allah SWT, (Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka) yaitu janganlah kalian lemah dalam mengejar musuh, tapi bersemangatlah dalam hal itu dan perangilah mereka, serta tunggulah mereka di setiap tempat pengintaian. (Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan) yaitu sebagaimana luka dan kematian yan menimpa kalian, hal itu juga menimpa mereka sebagaimana Allah SWT berfirman (Jika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum itupun mendapat luka yang serupa) (Surah Ali Imran: 140) Kemudian Allah SWT berfirman (sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan) yaitu kalian dan mereka mengalami hal sama dimana kalian dan mereka mendapatkan luka dan penderitaan, namun kalian mengharapkan balasan, pertolongan, dan dukungan dari Allah sebagaimana yang telah Dia janjikan kepada kalia dalam kitabNya dan melalui lisan Rasulullah SAW.

Itu adalah janji yang benar dan berita yang dapat dipercaya. Sedangkan mereka tidak mengharapkan apa-apa dari itu. Maka kalian lebih pantas dalam berjuang daridapa mereka dan lebih semangat dalam menegakkan kalimat Allah dan meninggikannya. (Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana) yaitu Dia lebih mengetahui dan lebih bijaksana dalam menentukan, memustuskan, dan melaksanakan hukum-hukumNya, baik hukum alam semesta maupun hukum syariat.

Dia adalah Dzat yang terpuji di setiap keadaan.

Sumber: https://tafsirweb.com/1635-surat-an-nisa-ayat-103.html

Informasi Tambahan

Juz

5

Halaman

95

Ruku

76

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved