Kembali ke Surat Al-A'la

الاعلى (Al-A'la)

Surat ke-87, Ayat ke-14

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ

Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),

📚 Tafsir Al-Muyassar

11-15. Orang yang sengsara yang tidak takut kepada tuhannya akan menjauhi dari nasihat, Yaitu orang yang akan masuk kedalam neraka jahanam yang besar yang akan dia rasakan panasnya, Kemudian dia tidak mati disana sehingga bisa beristirahat,tidak pula hidup dengan hidup yang bermanfa’at baginya. Sungguh telah beruntung bagi siapa yang telah membersihkan dirinya dari akhlak-akhlak buruk, Mengingat Allah lalu mentauhidkan Nya, berdoa kepada Nya dan melakukan apa yang diridhai tuhannya,dan mendirikan shalat pada waktunya, dalam rangka mencari ridha allah dan menjalankan syari’atNYA.

Sumber: https://tafsirweb.com/12560-surat-al-ala-ayat-14.html

📚 Tafsir as-Sa'di

Ayat 14-15 “sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),” yakni menang dan beruntunglah orang yang membersihkan diri dari kesyirikan, kezholiman, dan akhlak-akhlak tercela. “dan dia ingat nama Rabbnya, lalu dia shalat,” yakni orang yang memiliki sifat selalu ingat kepada Allah  dan hatinya terpatri dengan dzikir sehingga hal itu mengharuskannya mengerjakan sesuatu yang diridhoi Allah  khususnya shalat yang merupakan neraca keimanan. Inilah makna ayat di atas. Sedangkan yang menafsirkan Firman Allah , “orang yang membersihkan diri,” dengan arti mengeluarkan zakat fitrah dan “dia ingat nama Rabbnya, lalu dia shalat,” sholat ‘Id, meski penafsiran tersebut termasuk dalam kata-kata shalat dan sebagian dari cabangnya, tapi maknanya bukan hanya sesempit itu saja.

Sumber: https://tafsirweb.com/12560-surat-al-ala-ayat-14.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

14. Sungguh benar-benar beruntung orang-orang yang senantiasa mensucikan hatinya dari kekufuran dan maksiat. Sehingga mereka hanya beriman kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya

Sumber: https://tafsirweb.com/12560-surat-al-ala-ayat-14.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 14-19 Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14)) yaitu menyucikan dirinya dari akhlak-akhlak yang rendah dan mengikuti apa yang diturunkan Allah SWT kepada RasulNya SAW (dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15)) yaitu mendirikan shalat tepat pada waktunya karena mengharapkan ridha Allah dan taat kepada perintahNya serta menunaikan syariatNya. Qatadah berkata tentang ayat ini: (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15)) yaitu mengeluarkan zakat untuk hartanya dan membuat ridha Penciptanya. Kemudian Allah SWT berfirman: (Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia (16)) yaitu kalian mendahulukannya daripada perkara akhirat, dan kalian menonjolkannya karena di dalamnya terdapat kemanfaatan dan kebaikan dalam penghidupan kalian (Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (17)) yaitu pahala Allah di negeri akhirat lebih baik dan lebih kekal daripada dunia, karena sesungguhnya dunia itu pasti lenyap dan fana, sedangkan kehidupan akhirat itu mulia dan kekal.

Maka bagaimana orang yang berakal bisa lebih memilih hal yang fana atas hal yang kekal, dan lebih mementingkan hal yang cepat lenyapnya serta berpaling dari memperhatikan negeri yang kekal? Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud dengan firmanNya, (Inna haza) itu ditujukan kepada firmanNya: (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15) Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia (16) Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (17)) Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya ini) yaitu yang terkandung dari ayat itu. (benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu (18) (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa (19)) Apa yang dipilih Ibnu Jarir ini baik dan kuat. Telah diriwayatkan juga hal yang serupa dari Qatadah dan Ibnu Zaid.

Sumber: https://tafsirweb.com/12560-surat-al-ala-ayat-14.html

Informasi Tambahan

Juz

30

Halaman

591

Ruku

529

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved