Kembali ke Surat Al-Qari'ah

القارعة (Al-Qari'ah)

Surat ke-101, Ayat ke-4

يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ

Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,

📚 Tafsir Al-Muyassar

Pada hari itu, manusia dalam banyaknya jumlah mereka, bercerai berainya mereka dan pergerakan mereka seperti laron yang berterbangan, yaitu laron yang berjatuhan kedalam api.

Sumber: https://tafsirweb.com/12979-surat-al-qariah-ayat-4.html

📚 Tafsir as-Sa'di

4. “Pada hari itu manusia,” karena begitu dahsyatnya rasa takut dan ngeri, “adalah seperti anai-anai yang bertebaran,” atau seperti belalang-belalang yang beterbangan yang sebagiannya menumpuk seperti gelombang di atas sebagian yang lain, firosy adalah binatang yanga beterbangan di waktu malam yang beterbangan yang sebagiannya menumpuk seperti gelombang di atas sebagian yang lain tidak tahu hendak menuju kemana. Bila neraka dinyalakan, mereka berdesak-desakkan ke arahnya karena lemahnya pengetahuan mereka. Inilah kondisi manusia, orang-orang yang berakal.

Sumber: https://tafsirweb.com/12979-surat-al-qariah-ayat-4.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

4. Hari kiamat yaitu hari dimana manusia keluar dari kubur dan berkelana di atas wajah mereka seperti ngengat (hewan terbang kecil yang berkumpul pada malam hari di cahaya lampu) yang bertebaran. Mereka diumpamakan seperti ngengat karena kebingungan dan ketidaktahuan mereka terkait hukuman (yang akan mereka terima)

Sumber: https://tafsirweb.com/12979-surat-al-qariah-ayat-4.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 1-11 Al-Qari'ah adalah salah satu hari kiamat, seperti Al-Haqqah, Ath-Thammah, Ash-Shakhkhah, Al-Ghasyiyah, dan lainnya. Kemudian Allah SWT menggambarkan tentang kedahsyatan dan kengeriannya: (Tahukah kamu apakah hari kiamat itu? (3)) Kemudian Dia menjelaskannya dengan firmanNya: ((yaitu) pada hari manusia seperti anai-anai yang bertebaran (4)) yaitu mereka menyebar tercerai-berai, ke sana kemari karena kebingungan atas apa yang mereka alami, seakan-akan mereka anai-anai yang bertebaran. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam ayat lain: (seakan-akan mereka belalang yang beterbangan) (Surah Al-Qamar: 7) Firman Allah SWT: (dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan (5)) yaitu, gunung-gunung di hari itu seakan-akan seperti bulu domba yang dihambur-hamburkan sehingga lenyap dan porak-poranda.

Qatadah berkata tentang firmanNya, "Al-'ihni" bahwa maknannya adalah adalah bulu domba. Kemudian Allah SWT memberitahukan tentang apa yang akan dialami orang-orang yang beramal dan tempat kembali mereka, yang adakalanya di tempat yang mulia atau tempat yang terhina sesuai dengan amal perbuatan mereka. Jadi Allah SWT berfirman: (Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya (6)) yaitu, timbangan kebaikannya lebih berat daripada timbangan keburukannya (maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (7)) yaitu di surga (Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya (8)) yaitu timbangan keburukannya lebih berat daripada timbangan kebaikannya.

Firman Allah: (maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah (9)) Dikatakan bahwa maknanya adalah terjatuh ke dalam neraka dengan kepala di bawah, yaitu neraka Jahanam. Diriwayatkan dari Qatadah, dia berkata bahwa maknanya adalah neraka, dan neraka itu adalah tempat kembali mereka. Oleh karena itu Allah berfirman seraya menjelaskan tentang Hawiyah, yaitu. (dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (10) (Yaitu) api yang sangat panas (11)) Firman Allah: ((Yaitu) api yang sangat panas (11)) yaitu amat sangat panas dan sangat kuat nyala dan gejolak apinya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda: “Api Bani Adam yang biasa kalian nyalakan merupakan suatu bagian dari tujuh puluh bagian api neraka Jahanam”

Sumber: https://tafsirweb.com/12979-surat-al-qariah-ayat-4.html

Informasi Tambahan

Juz

30

Halaman

600

Ruku

543

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved