Kembali ke Surat An-Nas

الناس (An-Nas)

Surat ke-114, Ayat ke-3

اِلٰهِ النَّاسِۙ

sembahan manusia,

📚 Tafsir Al-Muyassar

Tuhan semabahan manusia yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia

Sumber: https://tafsirweb.com/13142-surat-an-nas-ayat-3.html

📚 Tafsir as-Sa'di

1-6. Surat ini mencakup perlindungan diri kepada Rabb manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari setan yang merupakan pangkal dan materi dasar segala kejahatan. Di antara fitnah dan kejahatannya adalah bisikan dalam dada manusia.

Keburukan dibuat seolah-olah baik untuk mereka dan diperlihatkan dalam bentuk yang indah, menggerakan keinginan mereka agar melakukannya, menghalangi mereka dari kebaikan dan kebaikan di perlihatkan pada mereka dengan wujud lain. Setan selalu berada dalam kondisi seperti itu, membisiki kemudian menunda bisikan bila manusia mengingat Rabbnya dan meminta pertolongan kepadaNya untuk menangkal bisikan tersebut. Maka manusia selayaknya meminta pertolongan dan perlindungan serta berpegangan pada pemeliharaan Allah, karena semua makhluk berada di bawah uluhiyah dan kekuasaanNya, semua ubun-ubun makhluk yang melata berada dalam genggaman Allah, dan di bawah uluhiyahNya yang menjadi tujuan penciptaan makhluk.

Karena itu, tidaklah tujuan itu sempurna untuk manusia tanpa menangkal kejahatan musuh mereka yang ingin memutuskan mereka dan menghalangi mereka darinya dan ingin menjadikan mereka sebagai golongannya, agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa’ir. Bisikan, sebagaimana berasal dari setan juga bisa berasal dari manusia, karena itu Allah berfirman, “Dari jin dan manusia.” Segala puji bagi Allah semata, Rabb semesta alam, secara permulaan, penutup, lahir dan batin.

Kita memohon semoga Allah menyempurnakan nikmatNya, memaafkan dosa-dosa kita yang menghalangi kita dari berbagai berkahNya, semoga Allah mengampuni kesalahan dan keinginan hawa nafsu kita yang melenyapkan renungan ayat-ayat Allah dari hati kita. Kita berharap kepadaNya semoga tidak menghalangi kita dari kebaikan yang ada di sisiNya karena keburukan yang ada pada diri kita, karena sesungguhnya hanya kaum kafir dan orang-orang yang sesatlah yang berputus asa dari rahmat Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/13142-surat-an-nas-ayat-3.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

3. Dzat yang disembah manusia dengan sebenar-benarnya, dan nama Tuhan itu hanya dikhususkan untuk Allah SWT, dan tidak ada satupun sekutu bagiNya. Ini adalah tiga sifat Allah, yaitu Rububiyyah, Malik, dan Uluhiyyah (Mendidik, Merajai dan Menjadi Tuhan)

Sumber: https://tafsirweb.com/13142-surat-an-nas-ayat-3.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 1-6 Ketiga ayat ini adalah sebagian dari sifat-sifat Allah SWT, yaitu Rububiyah , Mulk, dan Uluhiyyah. Dia adalah Tuhan segala sesuatu, yang merajai segala sesuatu dan yang disembah oleh segala sesuatu. Maka segala sesuatu adalah makhlukNya, milikNya, dan hambaNya.

Maka Dia memerintahkan orang yang memohon perlindungan agar dalam memohon perlindungan dengan sifat-sifat ini agar dihindarkan dari kejahatan godaan yang bersembunyi, yaitu setan yang selalu mendampingi manusia. Sesungguhnya tidak ada seorang anak cucu Adam pun melainkan mempunyai pendamping yang menghiasi perbuatan-perbuatan kejinya, dan tidak segan-segan mencurahkan segala kemampuannya untuk menyesatkannya dengan godaannya, dan orang yang terpelihara hanyalah orang yang dipelihara oleh Allah. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (setan yang biasa bersembunyi) dia berkata bahwa setan bercokol di hati anak cucu Adam.

Maka apabila dia lupa dan lalai kepada Allah, maka setan menggodanya, dan apabila dia ingat kepada Allah, maka setan bersembunyi. Demikian juga dikatakan Mujahid dan Qatadah. Firman Allah: (yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia (5)) Apakah ini khusus anak cucu Adam saja sebagaimana yang tampak atau lebih menyeluruh dari itu terkait anak cucu Adam dan jin?

Ada dua pendapat tentangnya, mereka berkata bahwa jin seringkali termasuk dalam pengertian lafaz “an-nas”. Ibnu Jarir berkata bahwa terkadang digunakan untuk mereka “lafaz rijalun minal jin” (laki-laki dari kalangan jin) (Surah Al-Jin: 6) maka tidaklah heran jika mereka dikatakan dengan kata “an-nas”.

Firman Allah: (dari (golongan) jin dan manusia (6) Apakah ayat ini merupakan rincian dari firmanNya: (yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia (5)) Kemudian Dia menjelaskan kepada mereka:dan berfirman (dari (golongan)jin dan manusia (6)) Hal ini menguatkan pendapat kedua. Dikatakan bahwa firmanNya: (dari (golongan) jin dan manusia (6)) adalah tafsir dari yang selalu membisikkan godaannya dalam dada manusia, yaitu dari kalangan setan manusia dan jin. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu(manusia)) (Surah Al-An'am: 112) sebagaimana yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Abu Dzar, dia berkata,”Aku datang kepada Rasulullah SAW yang saat itu sedang di dalam masjid. lalu aku duduk. maka Rasulullah SAW bertanya,"Wahai Abu Dzar, apakah kamu sudah shalat?" Aku menjawab, "Belum" Rasulullah SAW bersabda, "Berdirilah dan shalatlah!" Maka aku berdiri dan shalat, kemudian aku duduk dan beliau SAW bersabda:”Wahai Abu Dzar, mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin” Aku bertanya,"Wahai Rasulullah, apakah setan manusia itu ada?" Beliau SAW menjawab, "Ya"

Sumber: https://tafsirweb.com/13142-surat-an-nas-ayat-3.html

Informasi Tambahan

Juz

30

Halaman

604

Ruku

556

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved