البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-57
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَاَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰى ۗ كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ ۗ وَمَا ظَلَمُوْنَا وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
Dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu mann dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Dan ingatlah oleh kalian nikmat Kami kepada kalian ketika kalian tersesat jalan di muka bumi, yaitu ketika Kami menjadikan awan menaungi kalian dari panasnya terik matahari dan kami turunkan kepada kalian “manna” yaitu sesuatu yang bentuknya mirip dengan getah yang rasanya menyerupai madu, dan kami turunkan kepada kalian “Salwa” yaitu burung yang serupa dengan puyuh. Dan kami katakan pada kalian : “Makanlah dari makanan yang baik yang telah kami rizkikan kepada kalian, dan janganlah kalian melanggar ajaran agama kalian.” Namun kalian tidak menjalankannya. Mereka tidaklah mendzolimi Kami dengan pengingkaran nikmat yang mereka lakukan.
Akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena akibat buruk kezoliman Itu kembali kepada mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/362-surat-al-baqarah-ayat-57.html
📚 Tafsir as-Sa'di
57. “Dan kami naungi kamu dengan awan, dan kami turunkan kepadamu manna, ” yaitu sebuah kata yang mencakup setiap rizki atau kebaikan yang di hasilkan tanpa keringat, diantaranya jahe, cendawan dan roti, dan sebagainya, “dan salwa”, berupa burung kecil yang disebut “as-samany, ” suat nama burung yang dagingnya lezat, dan kepada mereka diturunkan hal-hal tersebut, berupa Manna dan Salwa yang mencukupi kebutuhan mereka dan menjadi makanan pokok mereka. “Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah kami berikan kepadamu, ” yaitu rizki yang tidak ada bandingannya bagi penduduk kota yang telah hidup mewah. Namun mereka tidak mensyukuri nikmat tersebut dan mereka selalu berada dalam kekerasan hati dan kemaksiatan mereka yang banyak, ”dan tidaklah mereka menganiaya kami, ” maksudnya tidaklah mereka menganiaya kami dengahn perbuatan yang bertentangan dengan apa yang telah kami perintahkan, karena Allah ta’ala tidaklah mendapatkan mudarat dari kemaksiatan pelaku maksiat sebagaimana juga tidak bermanfaatnya ketaatan seseorang yang melakukan ketaatan kepadaNya, ”akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri,” maka kemudaratannya kembali kepada mereka sendiri.
Sumber: https://tafsirweb.com/362-surat-al-baqarah-ayat-57.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
Di tengah gurun pasir antara Mesir dan Syam, kami menjadikan awan sebagai naungan bagi kalian yang menaungi kalian dari panasnya matahari. Ketika mereka berhenti memasuki kota kaum Jabarin, kami menurunkan kepada kalian Al-Manna yaitu sesuatu yang manis seperti madu yang terbentuk bersamaan dengan embun di atas pohon, dan As-Salwa yaitu burung puyuh, mereka menyembelihnya dan memakannya. Nikmatilah kelezatan makanan di gurun yang tidak ada satu pun kehidupan di dalamnya.
Mereka tidak menzalimi kami dengan menentang perintah kami dan kufur atas nikmat kami namun mereka menzalimi diri mereka sendiri dengan mendekatkannya kepada siksa
Sumber: https://tafsirweb.com/362-surat-al-baqarah-ayat-57.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ketika Allah SWT menyebutkan bagaimana Dia melindungi mereka dari bencana, Dia juga menyebutkan nikmatNya yang melimpah atas mereka. Allah berfirman, (Dan Kami naungi kamu dengan awan) yaitu seluruh awan, dan dinamakan “ghamamah” demikian karena itu menyelubungi langit, yaitu menutupi langit, hal itu adalah awan putih.
Mereka dinaungi oleh awan itu ketika mereka dalam kebingungan, sehingga awan itu melindungi mereka dari terik matahari, seperti yang diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan lainnya dari Ibnu Abbas dalam hadis tentang fitnah. Ibnu Abbas berkata,"Kemudian Allah menaungi menaungi dengan awan mereka ketika dalam keadaan bingung." Allah berfirman, (dan Kami turunkan kepadamu "manna") Terdapat perbedaan pendapat di antara para mufasir mengenai makna dari "manna".
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa "manna" adalah makanan yang diturunkan kepada mereka dari pepohonan, mereka mendatanginyanya pada pagi hari dan memakannya sesuai kehendak mereka. Mujahid berkata, "Manna" adalah "samghah" (jenis cairan lengket yang manis). ‘Ikramah berkata, "Manna" adalah sesuatu yang diturunkan Allah kepada mereka yang mirip dengan embun yang tebal. Yang jelas bahwa berbagai penafsiran dari para mufasir saling mendekati dalam menjelaskan tentang "manna".
Di antara mereka ada mengartikannya sebagai makanan, dan ada mengartikannya sebagai minuman. Yang jelas (Hanya Allah yang lebih mengetahui) bahwa "manna" adalah segala sesuatu yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka berupa makanan, minuman, dan hal-hal lain yang tidak memerlukan usaha bagi mereka untuk mendapatkannya. Penjelasan tentang "Manna" yang terkenal adalah makanan yang manis dan enak jika dimakan, dan jika jika dicampur dengan air akan menjadi minuman yang lezat, dan jika dicampur dengan sesuatu yang lain akan menjadi jenis makanan lain.
Akan tetapi hal ini bukan dimaksudkan untuk ayat ini saja. Dalil tentang hal itu itu adalah ungkapan Bukhari,“Kami diberitahu oleh Abu Nuaim dan Sufyan, dari Abdul Malik, dari Amr bin Harits, dari Sa'id bin Zaid, dia berkata,"Rasulullah SAW bersabda, " Cendawan adalah sejenis manna, airnya mengandung obat bagi penyakit mata." Adapun "salwa", Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, "Salwa adalah burung yang mirip dengan burung puyuh" Mereka dulu memakan burung itu. Ibnu ‘Athiyyah berkata, "Para mufasir sepakat bahwa “salwa” adalah burung.
Al-Hadzli telah salah ketika mengatakan bahwa itu adalah madu dan dia mengutip syair untuk mendukung pandangannya: ' Dan dia bersumpah dengan nama Allah sungguh kalian lebih lezat daripada salwa."' Firman Allah SWT (Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu) merupakan perkara pembolehan, petunjuk dan pemberian. Dan firman Allah SWT (dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) maknanya Kami memerintahkan mereka untuk memakan makanan yang telah Kami anugerahkan kepada mereka dan untuk menyembah Kami saja, Sebagaimana Allah berfirman: ("Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadaNya) (Surah Saba: 15). lalu mereka durhaka dan ingkar, sehingga mereka menzalimi diri sendiri.
Hal ini terjadi meskipun mereka telah menyaksikan tanda-tanda yang jelas, mukjizat yang nyata, dan peristiwa-peristiwa luar biasa. Dari sini tampak keutamaan sahabat-sahabat nabi Muhammad SAW dan seluruh sahabat para nabi dalam hal kesabaran, keteguhan, dan kelembutan hati mereka. Sebagaimana mereka selalu mendampingi perjalanan dan peperangannya, seperti pada perang Tabuk, dalam cuaca yang panas dan sangat melelahkan.
Mereka tidak mengeluh atau menuntut kenyamanan, meskipun hal itu mudah bagi Rasulullah SAW. Akan tetapi, ketika mereka merasa sangat lapar, mereka meminta nabi untuk diberikan lebih banyak makanan, lalu mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki, sehingga terkumpul seberat kambing, dan berdoa kepaada Allah, sehingga mereka dapat mengisi semua wadah makanan mereka. Demikian pula, ketika mereka membutuhkan air, nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah, dan kemudian datanglah awan yang memberikan hujan lalu mereka minum dan memberi minum unta-unta mereka.
Mereka mengisi semua bejana mereka dengan air, kemudian mereka melihat, seketikaa awan itu tidak melewati pasukan itu. Ini adalah contoh yang sempurna, yaitu berjalan mengikuti takdir Allah dan mengikuti jejak Rasulallah SAW
Sumber: https://tafsirweb.com/362-surat-al-baqarah-ayat-57.html
Informasi Tambahan
Juz
1
Halaman
8
Ruku
7