الماۤئدة (Al-Ma'idah)
Surat ke-5, Ayat ke-28
لَىِٕنْۢ بَسَطْتَّ اِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِيْ مَآ اَنَا۠ بِبَاسِطٍ يَّدِيَ اِلَيْكَ لِاَقْتُلَكَۚ اِنِّيْٓ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ
”Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
📚 Tafsir Al-Muyassar
Dan habil berkata untuk menasihati saudaranya, ”Apabila kamu mengacungkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka kamu tidak akan mendapati aku berbuat seperti perbuatanmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, tuhan semua makhluk.
Sumber: https://tafsirweb.com/1912-surat-al-maidah-ayat-28.html
📚 Tafsir as-Sa'di
28. Kemudian dia (Habil) berkata kepada saudaranya, bahwa ia tidak ingin membunuhnya sebagai yang memulai dan tidak juga demi membela diri Dia berkata, “ Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akn menggerakan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.” Hal itu bukan karena aku takut atau karena aku tidak mampu, akan tetapi aku, “takut kepada Allah Rabb alam semesta.” Orang yang takut kepada Allah, tidaka melakukan dosa, lebih-lebih dosa besar. Ini mengandung ancaman bagi orang yang ingin membunuh, bahwa kamu harus takut dan bertakwa kepada Allah.
Sumber: https://tafsirweb.com/1912-surat-al-maidah-ayat-28.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
28. Sungguh jika kamu bermaksud membunuhku dengan zalim dan penuh kebencian, maka aku tidak akan berniat membunuhmu. Ini adalah dorongan dan pengorbanan diri agar tidak menzalimi orang lain.
Sesungguhnya aku takut dengan hukuman Allah karena memusuhimu. Hal ini terjadi pada syariatnya nabi Adam, namun dalam syariat kita, maka diperbolehkan untuk melindungi diri, bahkan sebagian mereka mengharuskan untuk membela diri karena hal itu bisa mencegah kemungkaran. Dan yang paling utama ketika dalam keadaan kacau dan penuh keraguan, maka sebaiknya tidak membalas.
Sumber: https://tafsirweb.com/1912-surat-al-maidah-ayat-28.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 27-31 Allah SWT berfirman seraya menjelaskan bahaya dari kedengkian, rasa iri, dan kezaliman dalam kisah dua anak kandung nabi Adam menurut pendapat mayoritas ulama’ yaitu Qabil dan Habil. Bagaimana satu di antara mereka melampaui batas yang lain dengan membunuhnya, karena iri dan dengki kepadanya terhadap nikmat yang telah diberikan Allah, ketika Allah menerima kurban yang diberikan dengan ikhlas. Yang dibunuh itu mendapat kemenangan dengan dihapuskan dosa-dosanya, dan dimasukkan ke surga dan yang membunuh itu merugi di dunia dan akhirat.
Allah berfirman, (Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) dengan benar) yaitu ceritakanlah tentang kisah dua anak nabi Adam kepada orang-orang yang iri dan dengki yang merupakan saudara dari babi dan kera dari kalangan orang Yahudi dan orang-orang yang serupa dengan mereka.
Keduanya adalah Qabil dan Habil. Ini telah disebutkan oleh banyak ulama’ dari generasi salaf dan sekarang. Firman Allah, (dengan benar) yaitu dengan jelas, tanpa kesamaran, kebohongan, keraguan, perubahan, penambahan, maupun pengurangan.
Sebagaimana Firman Allah SWT, (Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar) (Surah Ali Imran: 62), (Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar) (Surah Al-Kahfi: 13) dan (Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar) (Surah Maryam: 34).
Makna dari firmanNya, (Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa (27)) yaitu dari mereka yang bertakwa kepadaNya dalam melakukan pengorbanan itu. Firman Allah (Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan alam semesta (28)) Saudara yang shalih yang kurbannya diterima oleh Allah karena ketakwaannya itu berkata kepada saudaranya, ketika saudaranya itu mengancam akan membunuhnya, meskipun dia tidak memiliki kesalahan apapun kepadanya, (Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu) yaitu aku tidak akan membalas perbuatanmu yang rusak dengan perbuatan yang sama, karena itu akan membuatku melakukan kesalahan yang sama dengan dirimu. (Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan alam semesta) yaitu aku takut berbuat sesuatu seperti yang kamu inginkan. Aku akan tetap sabar dan dan memperhitungkannya Firman Allah (Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim (29)) Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-Dhahhak, Qatadah, dan As-Suddi berkata tentang firmanNya, (Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri) yaitu dosa membunuhku dan dosa yang telah ada padamu sebelumnya. (maka kamu akan menjadi penghuni neraka...) Ibnu Abbas berkata,"Dia menakuti saudaranya dengan neraka, tetapi dia tidak tetap tidak berhenti dan tidak menahan diri” Firman Allah SWT, (Maka hawa nafsunya menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dia membunuhnya, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi (30)) Hawa nafsu dan keberaniannya mendorong dan membujuknya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia benar-benar membunuhnya.
Yaitu setelah adanya nasehat dari saudaranya agar menahan diri Firman Allah (dia menjadi salah seorang yang merugi) yaitu di dunia dan akhirat, kerugian mana lagi yang lebih besar daripada ini? Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satupun jiwa yang terbunuh secara zalim melainkan anak Adam yang pertama ikut menanggung dosa pertumpahan darah itu karena dialah orang pertama yang mencontohkan pembunuhan " Firman Allah, (Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Dia berkata: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal (31)) As-Suddi dengan sanad disandarkan kepada para sahabat, dia berkata,”Ketika anak itu mati, saudaranya meninggalkannya di luar, dan tidak tahu bagaimana cara menguburkannya.
Lalu Allah mengirim dua gagak yang bersaudara, lalu keduanya saling berkelahi. Salah satu dari mereka membunuh yang lain. Kemudian yang hidup menggali lubang dan mengubur saudaranya.
Setelah melihat itu, saudaranya berkata (Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?). Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Seekor gagak datang kepada gagak yang telah mati, lalu dia menimbunnya dengan tanah sampai menutupnya. Kemudian yang membunuh saudaranya, itu berkata, (Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?) Firman Allah, (Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal) Hasan Al-Bashri berkata, "Allah meninggikan derajatnya dengan penuh penyesalan setelah dia mengalami kerugian.
Semua orang sepakat bahwa keduanya adalah anak nabi Adam AS, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an"
Sumber: https://tafsirweb.com/1912-surat-al-maidah-ayat-28.html
Informasi Tambahan
Juz
6
Halaman
112
Ruku
90