Kembali ke Surat Al-Ma'idah

الماۤئدة (Al-Ma'idah)

Surat ke-5, Ayat ke-69

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصَّابِـُٔوْنَ وَالنَّصٰرٰى مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, shabiin dan orang-orang Nasrani, barangsiapa beriman kepada Allah, kepada hari kemudian, dan berbuat kebajikan, maka tidak ada rasa khawatir padanya dan mereka tidak bersedih hati.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sesungguhnya orang-orang yang beriman (yaitu kaum muslimin) orang-orang yahudi dan kalangan shabi’in juga (mereka adalah kaum yang masih bertahan diatas fitrah mereka, tanpa ada agam ajaran tertentu yang mereka ikuti) dan orang-orang nasrani (para pengikut Isa al-masih ), siapa saja yang beriman diantara mereka kepada Allah dengan keimanan yang sempurna, yaitu tauhid dan membenarkan kenabian Muhammad dan risalah yang dia bawa dan beriman kepada hari akhir, serta mengerjakan amal shalih, maka tidak ada rasa takut pada mereka terhadap kengerian-kengerian hari kiamat dan mereka tidak bersedih hati terhadap apa yang mereka tinggalkan di belakang mereka di kehidupan dunia.

Sumber: https://tafsirweb.com/1953-surat-al-maidah-ayat-69.html

📚 Tafsir as-Sa'di

69. Allah memberitakan tentang umat yang diberi kitab dari kalangan pengikut Al-Quran, Taurat dan Injil bahwa kebahagiaan dan keselamatan mereka adalah pada jalan dan dasar yang satu, yaitu beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta beramal shalih.

Barangsiapa di antara mereka yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, serta beramal shalih, maka baginya keselamatan. Tidak ada ketakutan bagi mereka dalam menghadapi perkara-perkara masa depan yang menakutkan dan tidak ada kesedihan bagi mereka pada apa yang telah mereka tinggalkan. Ini adalah hukum yang mencakup seluruh masa.

Sumber: https://tafsirweb.com/1953-surat-al-maidah-ayat-69.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

69. Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya, yaitu orang muslim, orang Yahudi, orang Nasrani, dan kaum Shabi’ para penyembah planet dan bintang, barangsiapa di antara mereka beriman kepada Allah dan hari akhir dengan haq, dan beramal shalih sebagaimana yang diperintahkan Allah, maka tidak ada ketakutan baginya dari azab hari kiamat selamanya, dan mereka tidak akan bersedih atas kelezatan dan kenikmatan dunia.

Sumber: https://tafsirweb.com/1953-surat-al-maidah-ayat-69.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 68-69 Allah SWT berfirman (Katakanlah) wahai Muhammad (Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun) yaitu dalam agama (hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil) yaitu sampai kalian beriman kepada semua yang ada pada kalian berupa kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para nabiNya, dan mengerjakan yang terkandung di dalamnya, di antara yang terkandung di dalamnya adalah perintah untuk mengikuti nabi Muhammad SAW, beriman kepada pengutusannya dan menaati syariatnya. Oleh karena itu, Laits bin Abi Sulaim, dari Mujahid, tentang firmanNya: (dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu) yaitu Al-Qur’an, dan firmanNya (Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka) Tafsir ayat itu telah disebutkan. (maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir) yaitu janganlah kamu bersedih karena mereka dan jangan sampai menghalangimu menghadapi mereka karena itu. Kemudian Allah berfirman: (Sesungguhnya orang-orang mukmin) yaitu orang-orang muslim (orang-orang Yahudi) mereka membawa Taurat (orang-orang Shabi’) dimaana jaraknya jauh, maka ‘athafnya lebih baik dengan rafa'.

Orang-orang Shabi’ adalah kelompok dari orang-orang Nasrani dan orang-orang Majusi yang tidak memiliki agama. Hal ini dikatakan oleh Mujahid. Diriwayatkan juga dari Mujahid disebutkan yaitu antara orang-orang Yahudi dan Majusi.

Sa'id bin Jubair berkata, yaitu dari orang-orang Yahudi dan Nasrani. Qatadah berkata mereka adalah kaum yang menyembah malaikat dan melaksanakan shalat menghadap selain kiblat dan membaca Zabur. Dikatakan hal lain tentang itu, bahwa orang-orang Nasrani, dikenal bahwa mereka membawa Injil.

Maknanya adalah bahwa setiap kelompok beriman kepada Allah dan hari akhir yaitu hari dikembalikan semua makhluk dan hari pembalasan. Kelompok mereka mengerjakan amal shalih, tapi hal itu tidak seperti itu sehingga sesuai dengan syariat nabi Muhammad SAW setelah pengutusan orang yang memiliki syariat itu (nabi Muhammad SAW) kepada semua makhluk. Maka siapa saja yang disifati dengan itu (maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka) dalam hal yang akan mereka hadapi, dan tidak pula atas apa mereka tinggalkan (dan tidak (pula) mereka bersedih hati (69)) Penjelasan tentang itu telah disebutkan dalam tafsir surah Al-Baqarah sehingga tidak perlu diulangi di sini.

Sumber: https://tafsirweb.com/1953-surat-al-maidah-ayat-69.html

Informasi Tambahan

Juz

6

Halaman

119

Ruku

95

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved