Kembali ke Surat Al-Ma'idah

الماۤئدة (Al-Ma'idah)

Surat ke-5, Ayat ke-77

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوْٓا اَهْوَاۤءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوْا مِنْ قَبْلُ وَاَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَّضَلُّوْا عَنْ سَوَاۤءِ السَّبِيْلِ ࣖ

Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Katakanlah (wahai rasul) kepada kaum nasrani, ”janganlah kalian berbuat melampaui garis kebenaran dalam perkara yang kalian yakini terkait al-masih. Dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu kalian sebagaimana golongan yahudi mengikuti hawa nafsu mereka dalam urusan agama, sehingga mereka terjurumus kedalam kesesatan, dan membawa banyak manusia kepada kekufuran kepada Allah, dan mereka keluar dari jalan istiqamah menuju lorong petaka dan kesesatan.

Sumber: https://tafsirweb.com/1961-surat-al-maidah-ayat-77.html

📚 Tafsir as-Sa'di

77. Allah berfirman kepada NabiNya, “Katakanlah, ‘Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu’. “ Maksudnya, kamu jangan melampaui batas kebenaran kepada kebatilan.

Hal itu seperti ucapan mereka tentang Isa al-Masih yang telah disebutkan di atas, juga seperti sikapmu yang berlebih-lebihan pada sebagian tetua (tokoh) demi mengikuti hawa nafsu “orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad), artinya, kesesatan mereka memang telah ada sebelumnya, “dan mereka telah menyesatkan kebanyakan” manusia dengan mengajak mereka kepada agama yang mereka anut. “Dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” Artinya, jalan yang benar. Maka mereka mengumpulkan antara kesesatan dan menyesatkan (orang lain). Mereka itu adalah para imam kesesatan, di mana Allah memperingatkan kita dari mereka dan dari mengikuti hawa nafsu mereka yang sesat dan pandangan mereka yang menyimpang.

Sumber: https://tafsirweb.com/1961-surat-al-maidah-ayat-77.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

77. Wahai rasul, katakanlah: “Wahai orang-orang nasrani, janganlah kalian melewati batas akal sehat, dan janganlah membesar-besarkan Isa Al-Masih dengan menganggapnya sebagai Tuhan dan anak Allah, sehingga kalian berpaling dari kebenaran menuju kebathilan. Dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu para pendahulu kalian dari golongan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebelum diutusnya nabi Muhammad.

Sesungguhnya mereka itu menyimpang dari kebenaran, dan menyesatkan banyak manusia dengan menyebar kekufuran dan kesesatan sebelumnya. Dan setelah adanya pengutusan Nabi Muhammad mereka tersesat dari jalan yang lurus”

Sumber: https://tafsirweb.com/1961-surat-al-maidah-ayat-77.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 76-77 Allah SWT berfirman seraya mengingkari orang yang menyembah kepada selain Dia, yaitu berhala dan patung, seraya menjelaskan kepadanya bahwa hal itu tidak pantas sedikit pun untuk menjadi tuhan. Allah SWT berfirman: (Katakanlah) wahai Muhammad kepada orang-orang yang menyembah kepada selain Allah; yaitu dari anak cucu Adam, termasuk orang-orang Nasrani dan lainnya (Mengapa kalian menyembah selain Allah, sesuatuyang tidak dapat memberi mudarat kepada kalian dan tidak (pula) memberi manfaat?) yaitu hal itu tidak mampu menahan kemudharatan dan tidak pula memberikan manfaat kepada kalian. (Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) yaitu mengapa kalian menyimpang dari keesaan Dzat Yang Maha Mendengar karena ucapan hamba-hambaNya, Dia Dzat yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Jadi mengapa kalian menyimpang dariNya dan menyembah benda mati yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, tidak mengetahui apa pun, tidak bisa memberi mudarat dan tidak bisa memberi manfaat untuk orang lain, dan tidak pula untuk dirinya sendiri?.

Kemudian Allah Swt. berfirman: (Katakanlah "Hai Ahli Kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan dalam agama kalian dengan cara yang tidak benar) yaitu janganlah kalian melampaui batas dalam mengikuti kebenaran, dan janganlah kalian memuji orang yang mana kalian diperintahkan untuk menghormatinya, lalu kalian melebih-lebihkannya sampai mengeluarkannya dari kedudukan kenabiannya kepada kedudukan sebagai tuhan. Sebagaimana yang kalian lakukan kepada nabi Isa. Dia adalah salah satu nabi, lalu kalian menjadikannya sebagai tuhan selain Allah.

Hal itu tidak lain karena kalian hanya mengikuti leluhur kalian, yaitu leluhur kesesatan yang merupakan pendahulu kalian dari orang-orang yang sesat sebelumnya (dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus) yaitu mereka menyimpang dari jalan yang lurus dan adil, menuju jalan kesesalan

Sumber: https://tafsirweb.com/1961-surat-al-maidah-ayat-77.html

Informasi Tambahan

Juz

6

Halaman

121

Ruku

95

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved