الماۤئدة (Al-Ma'idah)
Surat ke-5, Ayat ke-79
كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ
Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Orang-orang yahudi itu memperlihatkan tindakan-tindakan maksiat dan menyetujuinya. Sebagian dari mereka tidak melarang sebagian yang lain dari perbuatan kemungkaran apa pun yang mereka perbuat. Ini termasuk tindakan-tindakan buruk mereka.
Dan dengan itu, mereka pantas diusir dari rahmat Allah
Sumber: https://tafsirweb.com/1963-surat-al-maidah-ayat-79.html
📚 Tafsir as-Sa'di
79. Di antara kedurhakaan mereka yang menjadi penyebab turunnya azab dan terjadinya hukuman adalah bahwa “mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat.” Artinya, mereka melakukan kemungkaran tetapi sebagian dari mereka tidak melarang sebagian yang lain, maka pelaku dan yang lainnya yang mendiamkan kemungkaran walaupun dia mampu mengingkarinya adalah sama. Itu menunjukkan bahwa mereka meremehkan perintah Allah dan maksiat kepadaNya bagi mereka adalah sepele.
Jika mereka memiliki penghormatan kepada Rabb mereka, niscaya mereka akan memiliki ghirah terhadap apa-apa yang diharamkanNya dan tentunya akan marah karena marahNya. Dan sesungguhnya mendiamkan kemungkaran padahal dia mampu untuk mengingkarinya dapat menimbulkan azab, karena ia mengandung dampak negative yang besar: Di antaranya adalah, sekedar mendiamkan suatu maksiat saja, walaupun orang yang diam itu tidak melakukannya secara langsung, sebagaimana kemaksiatan harus dijauhi, pengingkaran terhadap kemaksiatan juga harus dilakukan. Di antaranya adalah apa yang telah di jelaskan yaitu bahwa itu menunjukan rasa remeh terhadap kemaksiatan dan kekurangannya kemaksiatan juga harus di lakukan.
Di antaranya adalah bahwa itu membuat para berandal, pelaku maksiat semakin berani memperbanyak kemaksiatan jika mereka jera darinya, maka keburukan meningkat, musibah dan dunia menjadi besar. Para pelaku kamksiatan itu merajalela dan berkuasa, lalu setelah itu para pelaku kebaikan melemah dalam melawan para pengikut kemaksiatan, akhirnya apa yang dahulu mereka mampu lakukan, sekarang tidak lagi mereka lakukan. Di antaranya adalah meninggalkan nahyi munkar bisa menjadi penyebab terkikisnya ilmu dan merajalela kebodohan.
Jika kemaksiatan di ulang-ulang dan di lakukan oleh banyak orang lau para ulama tidak ada yang mengingkarinya, maka akan di kira ia bukanlah kemaksiatan bahkan bisa jadi orang bodoh mengiranya ibadah yang baik. Kerusakan mana lagi yang lebih besar daripada meyakini apa yang di haramkan oleh Allah sebagai sesuatu yang halal, kebenaran menjadi jungkir balik dan yang haq terlihat seperti kebatilan? Di antaranya adalah bahwa mendiamkan kemaksiatan bisa menghiasi kemaksiatan itu di hati manusia, lalu sebagian orang mengikuti sebagian yang lain.
Manusia cenderung mengikuti orang-orang yang sepertinya dari kaumnya. Dan banyak lagi yang lainnya. Mendiamkan kemungkaran akan berakibat seperti ini, maka Allah menyatakan bahwa Bani Israil yang kafir dari mereka dilaknat olehNya karena kemaksiatan dan pelanggarannya yang di khususkan dari itu kemungkaran besar ini. “ Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuatan itu.”
Sumber: https://tafsirweb.com/1963-surat-al-maidah-ayat-79.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
79. Mereka tidak saling mencegah perbuatan maksiat, atau merasa tenang dengan perbuatan itu, bahkan meridhainya. Sungguh amat buruk perbuatan dan pengabaian mereka berupa kemaksiatan dan kemungkaran
Sumber: https://tafsirweb.com/1963-surat-al-maidah-ayat-79.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 78-81 Allah SWT memberitahukan bahwa Dia melaknat orang-orang kafir dari Bani Israil pada masa yang lama, dalam hal yang telah Dia turunkan kepada nabiNya, nabi Dawud; dan melalui lisan nabi Isa, karena kedurhakaan mereka kepada Allah dan kesewenang-wenangan mereka terhadap makhlukNya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa mereka dilaknat dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan. Kemudian Allah menjelaskan tentang yang mereka lakukan di masa mereka.
Allah SWT berfirman: (Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu (79)) yaitu mereka tidak melarang satu sama lain dari melakukan perbuatan dosa dan hal-hal yang haram. Kemudian Dia mencela mereka atas hal itu untuk memberi peringatan agar tidak melakukan perbuatan yang telah mereka lakukan, Lalu Allah berfirman: (Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu) Terkait firman Allah (Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong aengan orang-orang kafir (musyrik)) Mujahid berkata bahwa itu adalah orang-orang munafik.
Firman Allah (Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka) yaitu dengan pertemanan mereka dengan orang-orang kafir dan meninggalkan pertemanan dengan orang-orang mukmin yang menimbulkan kemunafikan dalam hati mereka. Allah murka terhadap mereka dengan kemurkaan yang terus-menerus sampai hari mereka dikembalikan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (yaitu kemurkaan Allah kepada mereka) dengan itu Dia menjelaskan sesuatu untuk mencela mereka kemudian Dia memberitahukan tentang mereka, bahwa (mereka kekal dalam siksaan) yaitu pada hari kiamat.
Firman Allah SWT: (Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada nabi, dan kepada apa yang diturunkan kepadanya, niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrik itu menjadi penolong-penolong) yaitu jika mereka beriman kepada Allah, Rasulallah dan Al-Qur'an, sungguh mereka tidak akan melakukan perbuatan yang telah mereka lakukan berupa menjadikan orang-orang kafir sebagai teman dalam hati mereka, dan memusuhi orang-orang yang beriman kepada Allah, Nabi SAW, dan Al-Qur'an yang diturunkan kepada beliau (Tetapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik) yaitu menyimpang dari ketaatan kepada Allah dan RasulNya, dan menentang ayat-ayat yang diwahyukan dan yang diturunkan kepada beliau
Sumber: https://tafsirweb.com/1963-surat-al-maidah-ayat-79.html
Informasi Tambahan
Juz
6
Halaman
121
Ruku
96