البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-71
قَالَ اِنَّهٗ يَقُوْلُ اِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا ذَلُوْلٌ تُثِيْرُ الْاَرْضَ وَلَا تَسْقِى الْحَرْثَۚ مُسَلَّمَةٌ لَّاشِيَةَ فِيْهَا ۗ قَالُوا الْـٰٔنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ فَذَبَحُوْهَا وَمَا كَادُوْا يَفْعَلُوْنَ ࣖ
Dia (Musa) menjawab, “Dia (Allah) berfirman, (sapi) itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak (pula) untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang.” Mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan (hal) yang sebenarnya.” Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan (perintah) itu.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Musa berkata kepada mereka, “Sesungguhnya Allah berfirman: “sapi itu adalah sapi yang tidak diperuntukkan untuk bekerja membajak tanah untuk lahan pertanian, dan tidak dipergunakan untuk mengairi tanaman dari tempat penyiraman, dan bebas dari semua jenis cacat, tidak ada padanya tanda warna Selain warna dominan kulitnya.” Mereka berkata, “sekarang barulah kamu menyampaikan sifat karakter sapi betina itu”.
Maka mereka pun terpaksa menyembelihnya setelah memakan waktu yang lama dalam usaha pencarian yang sulit. dan sesungguhnya mereka hampir saja tidak melakukannya karena sifat pembangkangan mereka. Demikianlah mereka mempersulit diri sendiri sehingga Allah pun mempersulit mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/443-surat-al-baqarah-ayat-71.html
📚 Tafsir as-Sa'di
71. “Musa berkata, ’sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai’.” Yakni belum pernah dimanfaatkan untuk bekerja, baik “membajak tanah” dengan bercocok tanam, ”dan tidak pula untuk mengairi tanaman, ” yakni, bukan dari hewan untuk bekerja, “tidak bercacat” dari aib atau dari bekerja, dan “tidak ada belangnya, ” yakni tidak ada warna padanya selain warna yang telah disebutkan sebelumnya. “Mereka berkata, ’sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya’.” Yakni dengan penjelasan yang sempurna, dan ini merupakan kejahilan mereka, kalau tidak demikian, niscaya dia telah membawakan mereka suatu kebenaran sejak semula.
Sekiranya mereka tidak menyanggah sapi yang mana niscaya terlaksanalah yang di maksud dengan sapi apa saja, akan tetapi mereka ngeyel dengan memperbanyak pertanyaan, maka Allah memperlakukan mereka juga dengan keras, dan sekiranya mereka tidak mengatakan “insya allah”, niscaya mereka pun tidak akan di bimbing untuk mendapatkannya. “kemudian mereka menyembelihnya,” yaitu sapi yang telah dijelaskan dengan sifat-sifat tersebut, ”dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu” disebabkan sikap keras kepala yang terjadi dari mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/443-surat-al-baqarah-ayat-71.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
Lalu Musa berkata kepada mereka: “Sesungguhnya Allah berfirman kepada kalian, “Sesungguhnya sapi itu tidak digunakan untuk bekerja.
Jadi, sapi itu tidak (untuk) membajak tanah, mengairi sawah seperti hewan tunggangan yang sudah dewasa lainnya yang digunakan untuk mengambil air dari sumur, tidak cacat, warna kuningnya tidak tercampur dengan warna mengkilap atau warna lain. Mereka berkata: “Sekarang kamu memberikan gambaran yang sempurna. Kemudian mereka mendapatkan sapi itu dari seorang pemuda yang patuh kepada ibunya, lalu mereka membelinya dengan harga yang sangat mahal.
Mereka menyembelihnya dan hampir tidak melakukannya karena harganya yang mahal. Kalaupun mereka menyembelih sapi manapun tanpa mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, niscaya hal itu akan meringankan mereka. Akan tetapi mereka tetap bersikeras (dengan itu), maka Allah juga keras kepada mereka sebagaimana yang diriwayatkan Abu Hurairah
Sumber: https://tafsirweb.com/443-surat-al-baqarah-ayat-71.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Allah SWT memberitahukan tentang keras kepala Bani Israil dan banyaknya pertanyaan mereka kepada rasul mereka. Karena hal ini adalah hal yang menyulitkan diri mereka sendiri, Allah memberikan kesulitan kepada mereka. Seandainya mereka menyembelih seekor sapi betina manapun, maka sudah cukup untuk mereka.
Sebagaimana Ibnu Abbas, Ubaidah, dan lainnya berkata: “Namun, mereka memperketat permintaannya, maka Allah pun memperketat balasan atas mereka”. Mereka berkata: (Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu") yaitu sapi jenis apa ini? dan bagaimana deskripsinya?. Dari Ibnu Abbas, berkata “Seandainya mereka mengambil sapi betina yang paling dekat, maka itu sudah cukup bagi mereka, namun mereka memperketat permintaannya, maka Allah pun memperketat balasan atas mereka” Mujahid dan Wahb bin Munabbih berkata bahwa sapi betina itu berwarna kuning. (Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda) yaitu tidak tua dan tidak terlalu muda yang belum dikawini oleh sapi jantan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Al-‘Aliyah, As-Suddi, Mujahid, ‘Ikrimah, dan juga Ibnu Abbas. Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, (pertengahan antara itu) maknanya yaitu "Setengah di antara yang tua dan yang muda, yaitu yang paling kuat dan yang terbaik di antara binatang ternak dan sapi" Hasan Al-Basri berkata terkait firman Allah SWT (sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya) maknanya yaitu warnanya sangat hitam, dan ini adalah penafsiran yang asing. Pendapat yang benar adalah yang pertama, Oleh karena itu warna kuningnya ditegaskan dengan (yang kuning tua warnanya) As-Suddi berkata, (menyenangkan orang-orang yang memandangnya) maknanya yaitu membuat takjub orang-orang yang memandangnya.
Begitu juga yang diungkapkan oleh Abu Al-Aliyah, Qatadah, dan Ar-Rabi bin Anas. Wahb bin Munabbih berkata, “Jika kamu melihat kulitnya, kamu akan membayangkan sinar matahari keluar dari kulitnya.” Firman Allah SWT (Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman) yaitu sesungguhnya sapi betina itu tidak digunakan untuk membajak tanah dan tidak disiapkan untuk mengisi wadah air, tapi sapi betina yang tidak ada cacatnya, bagus, sehat, tanpa cela sedikit pun. (tidak ada belangnya) yaitu tidak ada warna lain, selain warna yang ada pada tubuhnya Menurut Qatadah, “Musallamah” berarti tidak ada kekurangan pada tubuhnya.
Begitu juga yang dikatakan oleh Abu Al-‘Aliyah dan Ar-Rabi'. Mujahid berkata, “bersih dari belang” ‘Atha’ Al-Khurasani berkata,”tidak ada cacat dalam bentuknya, dan tidak ada belang pada tubuhnya” Mujahid berkata,”Tidak ada warna putih atau hitam pada tubuhnya. Abu Al-Aliyah, Ar-Rabi', Al-Hasan, dan Qatadah juga berkata,”Tidak ada warna putih pada tubuhnya" Semua pendapat ini memiliki makna yang hampir sama. (Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya") Qatadah berkata maknanya adalah: "Sekarang kamu telah memberi penjelasan kepada kami." Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata,“Sebelum hal itu (Demi Allah) kebenaran telah datang kepada mereka (Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu) Maknanya yaitu bersamaan dengan penjelasan ini, pertanyaan, jawaban dan keterangan ini, mereka tidak menyembelihnya kecuali setelah berusaha.
Dalam hal ini, mereka dikecam karena sifat keras kepala mereka, oleh karena itu, mereka hampir tidak menyembelihnya
Sumber: https://tafsirweb.com/443-surat-al-baqarah-ayat-71.html
Informasi Tambahan
Juz
1
Halaman
11
Ruku
9