Kembali ke Surat Al-An'am

الانعام (Al-An'am)

Surat ke-6, Ayat ke-18

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖۗ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ

Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dan Dia Mahabijaksana, Maha Mengetahui.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan Dia lah Allah yang Maha berkuasa, yang berada di atas sekalian hamba-hambaNya. semua makhluk tunduk kepadaNya dan hinalah para pembangkang di hadapanNya. Dia yang maha bijaksana yang meletakkan semua perkara pada tempaat semestinya sesuai dengan hikmahNya, juga Maha teliti yang tidak ada sesuatu pun yang samar bagiNya. Dzat yang memiliki sifat-sifat demikian, maka wajib untuk tidak disekutukan dengan apapun.

Dalam ayat ini terkandung petunjuk sifat fauqiyyah Allah (maksudnya, Allah berada diatas) seluruh makhlukNya secara mutlak yang sesuai dengan keagunagan Allah .

Sumber: https://tafsirweb.com/2142-surat-al-anam-ayat-18.html

📚 Tafsir as-Sa'di

18. “ Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hambaNya.” Tidak adal salah seorang pun dari mereka yang bertindak, bergerak, dan diam melainkan dengan kehendakNya. Para raja dan lain-lainya tidak akan keluar dari kerajaan dan kekuasaaNya, justru mereka di atur dan di kuasai. Jika dia adalah penguasa sementara yang lain di kuasai, maka dialah yang berhak diibadahi. “ Dan Dialah yang Maha Bijaksana” dalam sesuatu yang dia perintahkan dan Dia larang, dan memberi pahala dan menghukum, dalam mencipta dan menakdirkan. “ Lagi Maha Mengetahui.” Yang mengetahui apa yang disimpan dan di rahasiakan seperti perkara-perkara yang samar.

Ini semua adalah termasuk dalam tauhid.

Sumber: https://tafsirweb.com/2142-surat-al-anam-ayat-18.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

18. Allahlah Dzat yang Maha Menaklukkan, lagi Maha Luhur di atas hamba-hambaNya dengan keluhuran, kuasa dan kemenangan. Dialah Dzat yang Maha Bijaksana dalam tindakanNya dan Maha Pemberi kabar tentang sesuatu yang baik bagi hamba-hambaNya

Sumber: https://tafsirweb.com/2142-surat-al-anam-ayat-18.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 17-21 Allah SWT memberitahukan bahwa Dia adalah Dzat yang memiliki kemudaratan dan kemanfaatan. Dia adalah Dzat yang mengatur makhlukNya sesuai dengan kehendakNya, tidak ada yang menghalangi keputusanNya, dan tidak ada yang bisa menolak ketetapanNya (Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu (17)) Sebagaimana firmanNya: (Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu (Surah Fathir: 2), Dalam hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW berdoa: “Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau cegah, dan tiadalah memberikan manfaat terhadap Engkau kedudukan orang yang mempunyai kedudukan” Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan Dialah Yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya) yaitu Dialah Dzat yang menyerah kepadaNya semua diri, tunduk kepadaNya semua orang yang perkasa, tertuju kepadaNya semua wajah, dan Dia menguasai segala sesuatu, dan tunduk kepadaNya semua makhluk, kepada keagungan, kebesaran, ketinggian, dan kekuasaanNya atas segala sesuatu; serta segala sesuatu menjadi kecil di hadapanNya, semua itu berada di bawah kekuasaan dan hukumNya (Dan Dialah Yang Maha Bijaksana) yaitu dalam semua perbuatanNya (lagi Maha Mengetahui) pada tempat dan kedudukannya.

Jadi Dia tidak memberi dan tidak mencegah kecuali kepada orang yang layak. Kemudian Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?”) yaitu siapakah di yang paling agung kesaksiannya (Katakanlah, "Allah.” Dia menjadi saksi antara aku dan kalian) yaitu Dia adalah Dzat yang mengetahui apa yang aku bawa kepada kalian dan apa yang kalian katakan kepadaku (Dan Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur'an (kepadanya)) yaitu merupakan peringatan bagi setiap orang yang sampai kepadanya, sebagaimana firman Allah: (Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur'an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya) (Surah Hud: 17) Ar-Rabi' bin Anas berkata,”Hak orang yang mengikuti Rasulullah SAW mengajak sebagaimana Rasulallah SAW mengajak, dan memberi peringatan dengan peringatan yang beliau sampaikan.

Firman Allah: (Apakah sesungguhnya kalian mengakui) wahai orang-orang musyrik (bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah? Katakanlah, "Aku tidak mengakui”) sebagaimana firmanNya: (Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka) (Surah Al-An'am: 150), (Katakanlah "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan (dengan Allah)") Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Ahli Kitab bahwa mereka mengetahui nabi yang Aku datangkan kepada mereka ini, sebagaimana mereka mengenal mengetahui anak-anak mereka melalui kabar dan berita yang ada pada mereka dari para rasul dan para nabi yang terdahulu.

Sesungguhnya para rasul menyampaikan kabar gembira tentang kedatangan nabi Muhammad SAW, tentang sifat-sifat, ciri-ciri, negeri tempat tinggal, tempat hijrah, dan sifat-sifat umat beliau" Oleh karena itu Allah SWT berfirman setelahnya: (Orang-orang yang merugikan dirinya) yaitu mereka mengalami kerugian yang besar (Mereka itu tidak beriman) dengan perkara yang jelas dan terang yang diberitakan oleh para nabi dan yang telah diisyaratkan di zaman dahulu dan masa beliau datang. Kemudian Allah berfirman: (Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? ) yaitu tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat perkataan terhadap Allah, lalu dia mengaku bahwa dirinya diutus oleh Allah, padahal tidak ada yang mengutusnya.

Kemudian tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, hujahNya, bukti-buktiNya, dan dalil-dalilNya (Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan) yaitu itu tidak beruntung orang ini, orang itu, orang yang membuat-buat ucapan, dan orang yang berdusta.

Sumber: https://tafsirweb.com/2142-surat-al-anam-ayat-18.html

Informasi Tambahan

Juz

7

Halaman

129

Ruku

103

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved