الانعام (Al-An'am)
Surat ke-6, Ayat ke-21
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Tidak ada seorangpun yang lebih parah perbuatan kezhalimannya dari orang-orang yang mengada-ngadakan kedustaan atas nama Allah . Dia berprasangka bahwa Allah memiliki sekutu-sekutu dalam ibadah, atau mengklaim bahwa Dia memiliki putra atau istri, maupun mendustakan bukti-bukti nyata dan dalil-dalil yang Allah jadikan pendukung untuk menguatkan para rasulNya . Sungguh tidak akan beruntung orang-orang yang berbuat kezhaliman yang mengada-ngadakan kedustaan atas nama Allah dan merekapun tidak akan menggapai keinginan-keinginan mereka di dunia maupun di akhirat.
Sumber: https://tafsirweb.com/2145-surat-al-anam-ayat-21.html
📚 Tafsir as-Sa'di
21. Maksudnya, tidak ada kezhaliman dan kesombongan yang lebih besar daripada orang yang dalam dirinya terdapat satu dari dua sifat. Bagaimana jika keduanya terkumpul, yaitu berdusta atas Nama Allah atau mendustakan ayat-ayatNya yang dibawa oleh para Rasul?
Dia adalah orang terzhalim, dan orang yang zhalim tidak akan beruntung untuk selama-lamanya. Termasuk dalam hal ini adalah semua yang berdusta atas Nama Allah dengan mengklaim bahwa Dia mempunyai sekutu dan penolong atau dia mengklaim sesembahan lain bersamaNya atau mengangkat istri dan anak untukNya. Dan termasuk juga semua yang menolak kebenaran yang dibawa oleh Rasul atau orang-orang yang menggantikan kedudukan mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/2145-surat-al-anam-ayat-21.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
21. Tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang merekayasa kebohongan terhadap Allah, sehingga dia beranggapan bahwa Allah memiliki anak atau sekutu, atau orang yang mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an. Sesungguhnya orang-orang kafir yang menzalimi diri sendiri dengan berdusta dan kufur itu tidak akan beruntung
Sumber: https://tafsirweb.com/2145-surat-al-anam-ayat-21.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 17-21 Allah SWT memberitahukan bahwa Dia adalah Dzat yang memiliki kemudaratan dan kemanfaatan. Dia adalah Dzat yang mengatur makhlukNya sesuai dengan kehendakNya, tidak ada yang menghalangi keputusanNya, dan tidak ada yang bisa menolak ketetapanNya (Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu (17)) Sebagaimana firmanNya: (Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu (Surah Fathir: 2), Dalam hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW berdoa: “Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau cegah, dan tiadalah memberikan manfaat terhadap Engkau kedudukan orang yang mempunyai kedudukan” Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan Dialah Yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya) yaitu Dialah Dzat yang menyerah kepadaNya semua diri, tunduk kepadaNya semua orang yang perkasa, tertuju kepadaNya semua wajah, dan Dia menguasai segala sesuatu, dan tunduk kepadaNya semua makhluk, kepada keagungan, kebesaran, ketinggian, dan kekuasaanNya atas segala sesuatu; serta segala sesuatu menjadi kecil di hadapanNya, semua itu berada di bawah kekuasaan dan hukumNya (Dan Dialah Yang Maha Bijaksana) yaitu dalam semua perbuatanNya (lagi Maha Mengetahui) pada tempat dan kedudukannya.
Jadi Dia tidak memberi dan tidak mencegah kecuali kepada orang yang layak. Kemudian Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?”) yaitu siapakah di yang paling agung kesaksiannya (Katakanlah, "Allah.” Dia menjadi saksi antara aku dan kalian) yaitu Dia adalah Dzat yang mengetahui apa yang aku bawa kepada kalian dan apa yang kalian katakan kepadaku (Dan Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur'an (kepadanya)) yaitu merupakan peringatan bagi setiap orang yang sampai kepadanya, sebagaimana firman Allah: (Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur'an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya) (Surah Hud: 17) Ar-Rabi' bin Anas berkata,”Hak orang yang mengikuti Rasulullah SAW mengajak sebagaimana Rasulallah SAW mengajak, dan memberi peringatan dengan peringatan yang beliau sampaikan.
Firman Allah: (Apakah sesungguhnya kalian mengakui) wahai orang-orang musyrik (bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah? Katakanlah, "Aku tidak mengakui”) sebagaimana firmanNya: (Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka) (Surah Al-An'am: 150), (Katakanlah "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan (dengan Allah)") Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Ahli Kitab bahwa mereka mengetahui nabi yang Aku datangkan kepada mereka ini, sebagaimana mereka mengenal mengetahui anak-anak mereka melalui kabar dan berita yang ada pada mereka dari para rasul dan para nabi yang terdahulu.
Sesungguhnya para rasul menyampaikan kabar gembira tentang kedatangan nabi Muhammad SAW, tentang sifat-sifat, ciri-ciri, negeri tempat tinggal, tempat hijrah, dan sifat-sifat umat beliau" Oleh karena itu Allah SWT berfirman setelahnya: (Orang-orang yang merugikan dirinya) yaitu mereka mengalami kerugian yang besar (Mereka itu tidak beriman) dengan perkara yang jelas dan terang yang diberitakan oleh para nabi dan yang telah diisyaratkan di zaman dahulu dan masa beliau datang. Kemudian Allah berfirman: (Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? ) yaitu tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat perkataan terhadap Allah, lalu dia mengaku bahwa dirinya diutus oleh Allah, padahal tidak ada yang mengutusnya.
Kemudian tidak ada yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, hujahNya, bukti-buktiNya, dan dalil-dalilNya (Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan) yaitu itu tidak beruntung orang ini, orang itu, orang yang membuat-buat ucapan, dan orang yang berdusta.
Sumber: https://tafsirweb.com/2145-surat-al-anam-ayat-21.html
Informasi Tambahan
Juz
7
Halaman
130
Ruku
104