Kembali ke Surat Al-An'am

الانعام (Al-An'am)

Surat ke-6, Ayat ke-27

وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ وُقِفُوْا عَلَى النَّارِ فَقَالُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ

Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia), tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Seandainya engkau (Wahai Rasul) melihat kaum musyrikin pada Hari Kiamat, pastilah engkau akan menyaksikan perkara yang dahsyat. Yaitu, ketika mereka digiring menuju nereka dan mereka melihat rantai-rantai dan belenggu-belenggu, dan mereka melihat perkara-perkara dahsyat tersebut dan kejadian-kejadian yang mengerikan dengan mata kepala mereka sendiri, pada saat itulah mereka berkata, “Andai saja kami dikembalikan ke kehidupan dunia, kemudian kami membenarkan ayat-ayat Allah dan mengamalkannya serta menjadi orang-orang yang beriman.”

Sumber: https://tafsirweb.com/2151-surat-al-anam-ayat-27.html

📚 Tafsir as-Sa'di

27. Allah menyampaikan berita tentang orang-orang musyrik di Hari Kiamat manakala mereka dihadirkan di neraka, “Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka,” untuk dicemooh dan diazab, niscaya kamu melihat perkara yang menakutkan dan keadaan yang mengerikan, dan melihat bagaimana mereka mengakui kekufuran dan kefasikan atas diri mereka, mereka berharap dikembalikan ke dunia. “Lalu mereka berkata, ‘Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman,’ (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).”

Sumber: https://tafsirweb.com/2151-surat-al-anam-ayat-27.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

27. Dan jika kamu melihat keadaan orang-orang musyrik ketika mereka dipenjarakan di dekat nereka sembari diperlihatkan gambaran neraka, sungguh kamu akan melihat suatu keadaan yang mengejutkan dan menakutkan, Mereka berkata: “Andai saja kami bisa kembali ke dunia, sungguh kami akan bertaubat di sana dan tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan Kami. Kami akan beriman kepada Allah dan rasulNya.

Semua itu hanyalah kebohongan dan alasan untuk menghindar”

Sumber: https://tafsirweb.com/2151-surat-al-anam-ayat-27.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 27-30 Allah SWT menyebutkan keadaan orang-orang kafir ketika mereka menghadapi di neraka pada hari kiamat, dan menyaksikan apa yang ada di dalamnya berupa rantai dan belenggu serta melihat dengan mata kepala mereka perkara yang agung dan menakutkan itu. Maka saat itu mereka berkata: (Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman) Mereka berharap untuk dikembalikan lagi ke dunia, agar mengerjakan amal shalih, tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan mereka, dan menjadi orang-orang yang beriman. Allah SWT berfirman: (Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya) yaitu tetapi tampak saat itu juga bagi mereka apa yang mereka sembunyikan dalam diri mereka, berupa kekufuran, pendustaan, dan keingkaran yang mereka ingkari di dunia atau di akhirat; sebagaimana Allah berfirman sebelumnya: (Kemudian tiadalah fitnah mereka kecuali mengatakan, "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah (23) Lihatlah, bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri) (Surah Al-An'am: 23, 24) Ayat itu juga bisa mengandung makna bahwa tampak jelas bagi mereka apa yang mereka ketahui dalam diri mereka, yaitu kebenaran sesuatu yang disampaikan oleh para rasul kepada mereka di dunia, yaitu ketika mereka menampakkan kepada para pengikutnya menentangnya.

Sebagaimana firman Allah seraya memberitahukan tentang nabi Musa yang berkata kepada Fir'aun: (Sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata) (Surah Al-Isra: 102), dan firman Allah SWT seraya memberitahukan tentang Fir'aun dan kaumnya: (Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya) (Surah An-Naml: 14) Bisa dimaknai bahwa yang dimaksud adalah orang-orang munafik, yaitu orang yang menampakkan keimanan kepada manusia dan menyembunyikan kekafiran.

Ini merupakan pemberitahuan tentang apa yang terjadi di hari kiamat berupa perkataan orang-orang kafir. Maka tampaklah ketika itu sesuatu yang mereka sembunyikan berupa kekafiran, kemunafikan, dan pertentangan. Hanya Allah yang lebih mengetahui.

Adapun makna “Al-Idhrab” dalam firmanNya: (Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya) Sesungguhnya mereka tidak meminta untuk dikembalikan ke dunia karena ingin dan suka kepada keimanan, melainkan karena takut kepada azab yang mereka saksikan sebagai balasan atas apa yang telah mereka lakukan berupa kekafiran. Jadi mereka meminta kembali ke dunia agar mereka terbebas dari apa yang mereka saksikan berupa neraka. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka) yaitu dalam permintaan mereka untuk kembali ke dunia agar beriman.

Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang mereka, bahwa jika mereka dikembalikan ke dunia, maka mereka kembali mengulangi sesuatu yang dilarang, yaitu kekufuran dan pertentangan. (Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka) yaitu dalam firmanNya: (Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman), (Dan tentu mereka akan mengatakan (pula), "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan” (29)) yaitu sungguh mereka kembali melakukan hal-hal yang dilarang; dan mereka berkata: (Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja) yaitu kehidupan itu hanyalah di dunia saja, kemudian tidak ada hari kebangkitan. Oleh karena itu: (dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan) Kemudian Allah berfirman: (Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya) yaitu mereka berada di hadapanNya (Allah berfirman, "Bukankah (kebangkitan) ini benar”)?

Yaitu bukankah hari kebangkitan ini benar, bukan sesuatu yang salah sebagaimana yang kalian sangkakan (Mereka menjawab, "Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Allah Berfirman, "Karena itu, rasakanlah azab ini disebabkan kalian mengingkari (nya)”) yaitu yang kalian dustakan, maka rasakanlah pada hari itu azabnya. (Maka apakah sihir itu? Ataukah kalian tidak melihat? (15)) (Ath-Thur)

Sumber: https://tafsirweb.com/2151-surat-al-anam-ayat-27.html

Informasi Tambahan

Juz

7

Halaman

130

Ruku

104

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved