الانعام (Al-An'am)
Surat ke-6, Ayat ke-39
وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا صُمٌّ وَّبُكْمٌ فِى الظُّلُمٰتِۗ مَنْ يَّشَاِ اللّٰهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَّشَأْ يَجْعَلْهُ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah tuli, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa dikehendaki Allah (dalam kesesatan), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa dikehendaki Allah (untuk diberi petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Orang-orang yang mendustakan hujjah-hujjah Allah adalah orang-orang yang tuli, yang tidak dapat mendengarkan yang bermanfaat bagi mereka, orang-orang bisu yang tidak bicara atas dasar kebenaran. Mereka dilanda kebingungan dalam kegelapan yang bertumpuk-tumpuk. Tidak mau memilih jalan istiqamah (yanglurus).
Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, maka dia akan tersesat, Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi petunjuknya), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.
Sumber: https://tafsirweb.com/2163-surat-al-anam-ayat-39.html
📚 Tafsir as-Sa'di
39. Ini adalah penjelasan tentang keadaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan mendustakan Rasul-RasulNya bahwa mereka telah menutup pintu hidayah dari diri mereka dan membuka pintu kesesatan, bahwa mereka “pekak” dari mendengar kebenaran, “dan bisu,” tidak mampu berbicara dengannya, mereka hanya bisa berbicara dengan kebatilan. “Dan berada dalam gelap gulita.” Maksudnya, mereka tenggelam dalam kegelapan kebodohan, kekufuran, kezhaliman, pengingkaran, dan kemaksiatan. Ini termasuk penyesatan Allah kepada mereka. “Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya Dia menyesatkanNya.
Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberiNya petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus.” Karena Dia-lah yang memonopoli hidayah dan penyesatan sesuai dengan tuntutan karunia dan hikmahNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/2163-surat-al-anam-ayat-39.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
39 Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami yaitu Alquran adalah tuli untuk mendengarkan apa yang bermanfaat untuk mereka dengan pendengaran menelaah dan tadabbur dan bisu untuk mengatakan kebenaran. Mereka berada dalam kegelapan kekufuran dan kebodohan. Mereka tidak mendapat petunjuk kebenaran dan kemanfaatan untuk mereka sedikitpun.
Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi sesat, niscaya dia disesatkan-Nya, dan barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk mendapat petunjuk, niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus yaitu agama Islam. Penyesatan dan petunjuk sesuai dengan ketetapan azali Allah atas makhluk-Nya. Barangsiapa yang disesatkan maka dia akan dijadikan menolak seruan-Nya, begitu juga barangsiapa yang duberi petunjuk maka dia akan dijadikan melihat dan menelaah dengan fikirannya, bukan dengan meniru tanpa ilmu.
Sumber: https://tafsirweb.com/2163-surat-al-anam-ayat-39.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 37-39 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang musyrik, bahwa mereka berkata: ("Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?" (27)) yaitu menghancurkan kehendak yang mereka inginkan dan pertentangan mereka, sebagaimana mereka berkata: (Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami) (Surah Al-Isra: 90).
Firman Allah: (Katakanlah, "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”) yaitu Allah berkuasa untuk melakukan itu. Akan tetapi hikmahNya, maka Dia menangguhkan hal itu. Karena jika Dia menurunkan mukjizat seperti yang mereka minta, kemudian mereka tidak beriman, maka Allah akan menyegerakan hukuman, sebagaimana yang telah Allah perbuat atas umat-umat terdahulu.
Sebagaimana Allah berfirman: (Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu.
Dan telah Kami berikan kepada Samud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti (59)) (Surah Al-Isra’) dan (Jika Kami kehendaki, niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya (4)) (Surah Asy-Syu'ara) Terkait firman Allah: (Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kalian) Mujahid berkata yaitu berbagai jenis yang nama-namanya telah dikenal.
Qatadah berkata,“burung-burung adalah umat, manusia adalah umat, dan jin juga merupakan umat”. As-Suddi berkata tentang firmanNya: (Melainkan umat-umat (juga) seperti kalian) yaitu makhluk yang sama seperti kalian Firman Allah: (Tiadalah Kami lupakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab) yaitu semuanya, pengetahuan mereka dari sisi Allah, tidak ada satu pun yang dilupakan oleh Allah rezeki dan pengaturannya, baik hewan darat maupun hewan laut. Sebagaimana firmanNya (Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz) (6)) (Surah Hud) yaitu tertulis nama-nama, bilangan, dan tempat-tempatnya, dan membatasi gerakan dan keadaan diamnya.
Allah berfirman: (Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri.
Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepada kalian, dan Dia Maha mendengar lagi Maha Mengetahui (60) (Surah Al-Ankabut) Firman Allah SWT: (kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan) Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya (kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan) mengumpulkannya setelah mati.
Pendapat kedua ketika Dia mengumpulkan mereka semua pada hari kiamat, sesuai firmanNya: (Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (5)) (Surah At-Takwir) diriwayatkan dari Usman bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya hewan yang tidak bertanduk benar-benar akan menuntut hukum qisas terhadap hewan yang bertanduk pada hari kiamat” Firman Allah (Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu, dan berada dalam gelap gulita) yaitu perumpamaan mereka dalam kebodohan, kekurangan ilmu dan tidak adanya pemahaman mereka itu seperti orang yang tuli yang tidak bisa mendengar dan orang bisu yang tidak bisa bicara, dan bersamaan dengan keadaan kegelapan itu adalah tidak dapat melihat.
Jadi bagaimana orang itu bisa mendapat petunjuk ke jalan yang benar atau keluar dari sana. Sebagaimana firmanNya: (Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat (17) Mereka tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (18) (Surah Al-Baqarah) dan (Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-menindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun (40)) (Surah An-Nur) Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya.
Dan barang siapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus) yaitu Dia adalah Dzat yang mengatur makhlukNya sesuai kehendakNya
Sumber: https://tafsirweb.com/2163-surat-al-anam-ayat-39.html
Informasi Tambahan
Juz
7
Halaman
132
Ruku
105