Kembali ke Surat Al-An'am

الانعام (Al-An'am)

Surat ke-6, Ayat ke-62

ثُمَّ رُدُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ مَوْلٰىهُمُ الْحَقِّۗ اَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ اَسْرَعُ الْحَاسِبِيْنَ

Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) ada pada-Nya. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Kemudian mereka yang telah mati itu akan dikembaliakn kepada Allah ,penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa hanya milikNYa lah segala keputusan dan hukuman pada hari kiamat di antara para hambaNya. Dan Dia lah pembuat perhitungan yang paling cepat.

Sumber: https://tafsirweb.com/2186-surat-al-anam-ayat-62.html

📚 Tafsir as-Sa'di

62. “Kemudian” setelah kematian dan kehidupan di alam Barzakh dengan kebaikan dan keburukannya, “mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya,” maksudnya, Dzat yang menguasai mereka dengan hukum takdirNya memberlakukan kepada mereka bermacam-macam tatanan sesuai dengan perintah dan laranganNya. Dia mengutus para Rasul kepada mereka dan menurunkan kitab-kitab lalu mereka dikembalikan kepadaNya agar Dia memutuskan balasanNya bagi mereka. Dia membalas kebaikan mereka dengan pahala dan mengazab kejahatan yang mereka kerjakan.

Oleh karena itu Dia berfirman, “Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) adalah kepunyaanNya” semata tanpa sekutu bagiNya. “Dan Dia-lah Pembuat perhitungan yang paling cepat.” Karena kesempurnaan ilmu dan penjagaanNya terhadap amal-amal mereka sesuai dengan apa yang Dia tetapkan di Lauh al- Mahfuzh lalu dengan apa yang dicatat oleh para malaikat dalam kitab-kitab mereka. Jika Allah adalah Dzat yang sendirian dalam mencipta mengatur, Dia Mahakuasa atas hamba-hambaNya, Dia sangat memperhatikan mereka dalam segala keadaan. Dia-lah pemilik hukum takdir, hukum syar’I, dan hukum pembalasan, lalu bagaimana orang-orang musyrik membelot dari Dzat yang sifatNya demikian menuju penyembahan kepada sesuatu yang tidak memiliki sedikit pun perkara, tidak pula memiliki manfaat sedikit pun walaupun sebesar biji sawi dan tidak memiliki kemampuan dan keinginan?

Demi Allah, jika mereka mengetahui kebijaksanaan Allah kepada mereka, ampunan dan rahmatNya kepada mereka sementara mereka menentangNya dengan kekufuran dan kesyirikan, mereka berani berbohong dan berdusta atas kebesaranNya namun Dia terus memberi rizki dan keselamatan kepada mereka, tentunya muncul pendorong pada diri mereka untuk mengetahuiNya, akal mereka pun larut dalam mencintaiNya, dan mereka akan marah besar terhadap diri mereka yang telah patuh kepada ajakan-ajakan setan yang mengantarkan kepada kehinaan dan kerugian, akan tetapi mereka adalah kaum yang tidak berakal.

Sumber: https://tafsirweb.com/2186-surat-al-anam-ayat-62.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

62 Kemudian mereka para hamba Allah yang sudah dicabut nyawanya dikembalikan kepada Allah Sang Penguasa dan Yang Menghukumi dengan benar. Ketahuilah bahwa segala hukum pada hari itu mutlak ada pada kekuasan-Nya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan bagi semua makhluk dalam waktu yang paling cepat, tanpa perlu berfikir dan menelaah.

Sumber: https://tafsirweb.com/2186-surat-al-anam-ayat-62.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 60-62 Allah SWT berfirman bahwa Dia mewafatkan hamba-hambaNya dalam keadaan tidur mereka di malam hari. Ini adalah wafat kecil, sebagaimana Allah SWT berfirman: ((Ingatlah) ketika Allah berfirman, 'Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku.”) (Surah Ali Imran: 55) dan (Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan) (Surah Az-Zumar: 42) Dia menyebutkan dalam ayat ini dua jenis kematian, yaitu wafat besar dan wafat kecil.

Demikian juga bahwa Dia menyebutkan kedudukan ini terkait wafat kecil kemudian wafat besar Lalu Allah SWT berfirman: (Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari) yaitu Dia mengetahui apa yang kalian usahakan di siang hari. Ini merupakan kalimat sisipan yang menunjukkan bahwa pengetahuan Allah meliputi semua makhlukNya pada malam dan siang hari mereka, dalam keadaan diam dan kedaan bergerak mereka, Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antara kalian yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari (10)) (Surah Ar-Ra'd) dan (Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untuk kalian malam dan siang, supaya kalian beristirahat pada malam itu) (Surah Al-Qashash: 73) yaitu di malam hari (dan supaya kalian mencari sebagian dari karunia-Nya) (Surah Al-Qashash: 73) yaitu di siang hari, sebagaimana Allah berfirman: (Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian (10) dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (11)) (Surah An-Naba’) Oleh karena itu Allah SWT berfirman di sini: (Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari, dan Dia mengetahui apa yang kalian kerjakan pada siang hari) yaitu apa yang kalian usahakan berupa melakukan pekerjaan saat itu (kemudian Dia membangunkan kalian pada siang hari) yaitu pada siang hari.

Ini dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, dan As-Suddi. Ibnu Juraij meriwayatkan dari Abdullah bin Katsir, yaitu dalam keadaan tidur, dan yang pertama itu lebih jelas. Firman Allah SWT: (Untuk disempurnakan umur (kalian) yang telah ditentukan) maknanya adalah ajal bagi setiap orang (kemudian kepada Allah-lah kalian kembali) yaitu hari kiamat (lalu Dia memberitahukan kepada kalian) yaitu Dia memberitahukan kepada kalian (apa yang dahulu kalian kerjakan) yaitu Dia membalas kalian atas hal tersebut, jika baik maka pembalasannya adalah dengan kebaikan dan jika buruk maka basalannya dengan keburukan.

Firman Allah: (Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya) yaitu Dia adalah Dzat yang menguasai segala sesuatu; dan semuanya tunduk kepada keagungan, kebesaran, dan kekuasaanNya (dan diutus-Nya kepada kalian malaikat-malaikat penjaga) yaitu di antara para malaikat ada yang menjaga tubuh manusia, sebagaimana firman Allah: (Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah) (Surah Ar-Ra'd: 11) yaitu malaikat penjaga yang mencatat semua amal perbuatannya; sebagaimana firmanNya: (Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaan kalian) (10)) (Surah Al-Infithar) dan (yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri (17) Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (18)) (Surah Qaf) Firman Allah (sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kalian) yaitu telah tiba ajalnya, (ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami) yaitu malaikat yang ditugaskan untuk melakukan itu.

Ibnu Abbas dan lainnya berkata,”Malaikat maut itu memiliki pembantu-pembantu yang terdiri dari para malaikat, mereka mengeluarkan ruh dari jasad, lalu malaikat maut menggenggamnya ketika telah sampai di tenggorokan. Penjelasan tentang hal ini akan datang tentang firmanNya: (Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh) (Surah Ibrahim: 27) Hadits-hadits yang berkaitan dengan hal ini membuktikan kebenaran dari riwayat Ibnu Abbas dan lainnya.

Firman Allah: (dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya) yaitu menjaga ruh orang yang wafat, bahkan memeliharanya dan menempatkannya sesuai yang dikehendaki oleh Allah Swt. Jika termasuk orang-orang yang baik, maka di tempat yang tinggi; dan jika termasuk orang-orang yang durhaka, maka di dalam penjara. Kami berlindung kepada Allah dari hal itu.

Firman Allah: (Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah Penguasa mereka yang sebenarnya) Ibnu Jarir berkata (Kemudian mereka dikembalikan) para malaikat (kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya) Bisa juga maksud dari firmanNya: (Kemudian mereka dikembalikan) yaitu semua makhluk akan dikembalikan kepada Allah pada hari kiamat, lalu Allah akan memutuskan perkara mereka dengan keadilan dariNya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian (49) benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal (50)) (Surah Al-Waqi'ah) dan (dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka) sampai (Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang pun) (Surah Al-Kahfi: 47-49) Oleh karena itu Allah berfirman (Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya.

Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat)

Sumber: https://tafsirweb.com/2186-surat-al-anam-ayat-62.html

Informasi Tambahan

Juz

7

Halaman

135

Ruku

109

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved