Kembali ke Surat Al-An'am

الانعام (Al-An'am)

Surat ke-6, Ayat ke-66

وَكَذَّبَ بِهٖ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّۗ قُلْ لَّسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍ ۗ

Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal (azab) itu benar adanya. Katakanlah (Muhammad), “Aku ini bukanlah penanggung jawab kamu.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan telah mendustakan kepada al-qur’an ini orang-orang kafir dari kaummu wahai rosul, sedang ia adalah kitab yang benar dalam seluruh ajaran yang di kandungnya. Katakanlah kepada mereka, ”aku bukanlah orang yang di suruh menjaga dan mengawasi kalian. Aku hanyalah seorang utusan Allah, yang bertugas menyampaikan kepada kalian risalah yang aku diutus untuk menyampaikannya kepada kalian.”

Sumber: https://tafsirweb.com/2190-surat-al-anam-ayat-66.html

📚 Tafsir as-Sa'di

66. “Dan kaummu mendustakannya,” yakni al-Quran. “Padahal azab itu benar adanya,” yang tak ada kebimbangan dan keraguan yang menyusupinya. “Katakanlah, ‘Aku ini bukanlah orang yang diserahi untuk mengurus urusanmu’, “ menjaga amalmu dan membalas kejahatanmu, akan tetapi aku hanyalah penyampai dan pemberi peringatan.

Sumber: https://tafsirweb.com/2190-surat-al-anam-ayat-66.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

66 Kaummu Quraisy telah mendustakan Alquran, padahal Alquran adalah haq tanpa ada keraguan. Katakanlah kepada mereka wahai Nabi: “Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu, sehingga juga bukan aku juga yang akan memberi balasan kepadamu, aku hanyalah pemberi peringatan ”.

Sumber: https://tafsirweb.com/2190-surat-al-anam-ayat-66.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 66-69 Firman Allah: (Dan mendustakannya) yaitu terhadap Al-Qur'an yang kamu sampaikan kepada mereka, serta hidayah dan penjelasan (kaummu) yaitu orang-orang Quraisy (Padahal Al-Qur'an itu benar adanya) yaitu tidak ada yang lebih benar daripada Al-Qur'an (Katakanlah, Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus kalian") yaitu aku tidak diwajibkan sebagai pemelihara kalian, tidak pula orang yang menolong kalian. Sebagaimana firmanNya: (Dan katakanlah "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. Maka barang siapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman; dan barang siapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir”) (Surah Al-Kahfi: 29) Sesungguhnya kewajibanku hanyalah menyampaikan, dan kewajiban kalian hanyalah mendengarkan dan taat.

Maka siapa saja yang mengikuti aku, maka dia berbahagia di dunia dan akhirat. Dan siapa saja yang menentangku, maka sesungguhnya dia akan celaka di dunia dan akhirat. Oleh karena itu Allah berfirman: (Untuk tiap-tiap berita ada (waktu) terjadinya) Ibnu Abbas dan lainnya berkata yaitu setiap berita adalah berita yang sebenarnya, yaitu setiap berita itu adalah kejadiannya, meskipun waktunya sudah lama, Sebagaimana Allah berfirman: (Dan sesungguhnya kalian akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur'an setelah beberapa waktu lagi (88)) (Surah Shad) dan (Bagi tiap-tiap masa ada kitab (tertentu)) (Surah Ar-Ra'd: 38) Ini adalah ancaman dan peringatan yang ditegaskan.

Oleh karena itu Allah berfirman setelahnya: (dan kelak kalian akan mengetahui) Firman Allah: (Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami) yaitu mendustakan dan memperolok-olokkannya (maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain) yaitu sehingga mereka menempatkannya pada hal yang bukan pada tempatnya karena kedustaan mereka (Dan jika setan menjadikan kamu lupa) Maksud dari itu adalah bahwa setiap orang dari umat ini dilarang duduk bersama orang-orang yang mendustakan, yaitu mereka yang mengubah ayat-ayat Allah dan menafsirkannya bukan pada tempatnya.

Jika seseorang duduk bersama mereka karena lupa: (maka janganlah kamu duduk setelah teringat) setelah ingat (bersama orang-orang yang zalim itu) Oleh karena itu, disebutkan dalam hadits,”Dimaafkan dari umatku (perbuatan) keliru, lupa, dan hal yang dipaksakan kepada mereka” As-Suddi meriwayatkan dari Abu Malik dan Sa'id bin Jubair terkait firmanNya: (Dan jika setan menjadikan kamu lupa) dia berkata,”jika kamu lupa, lalu kamu ingat (maka janganlah kamu duduk) bersama mereka. Demikian juga dikatakan Muqatil bin Hayyan. Ini adalah ayat yang ditunjukkan dalam firmanNya: (Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam Al-Qur’an bahwa apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kalian duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain.

Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka) (Surah An-Nisa: 140) yaitu Jika kalian tetap duduk bersama mereka, dan berikrar atas hal itu, maka sungguh kalian sama dengan apa yang mereka lakukan.

Firman Allah: (Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka) yaitu jika kalian menjauhi mereka, maka tidak duduk dengan mereka dalam hal tersebut, sehingga terlepas dari mereka dan terbebas dari dosa mereka. Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair terkait firmanNya: (Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka) dia berkata,”Tidak ada bagimu, dosa dari memperolok-olok ayat-ayat Allah, yaitu jika kamu meninggalkan dan berpaling dari mereka” Ulama’ lainnya berkata,”Maknanya adalah,”Jika mereka itu duduk bersama orang memperolok-olok, maka mereka mendapatkan hisab orang-orang itu sedikitpun. Mereka menduga bahwa ini dinasakh dengan ayat dari surah An-Nisa Madaniyyah, yaitu: (Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka) (Surah An-Nisa: 140) Hal ini dikatakan oleh Mujahid, As-Suddi, Ibnu Juraij, dan lainnya.

Berdasarkan pendapat mereka ini, maka makna firmanNya: (Akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa) yaitu tetapi Kami memerintahkan kalian untuk berpaling dari mereka ketika itu sebagai pengingat bagi mereka dari hal yang mereka lakukan, agar mereka mewaspadai dan tidak mengulangi hal itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/2190-surat-al-anam-ayat-66.html

Informasi Tambahan

Juz

7

Halaman

135

Ruku

109

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved