Kembali ke Surat Al-An'am

الانعام (Al-An'am)

Surat ke-6, Ayat ke-97

وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ النُّجُوْمَ لِتَهْتَدُوْا بِهَا فِيْ ظُلُمٰتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan Allah Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagi kalian (wahai sekalian manusia), sebagai petunjuk arah yang kalian dapat mengenali jalan-jalan pada malam hari melalui bintang-bintang tersebut, ketika kalian tersesat jalan akibat pekatnya kegelapan malam di darat maupun laut. Sesungguhnya kami telah menerangkan petunjuk-petunjuk yang sangat jelas agar ikut terdorong merenunginya orang-orang yang mengenal Allah dan RasulNya dan syariatNya dari kalangan kalian.

Sumber: https://tafsirweb.com/2221-surat-al-anam-ayat-97.html

📚 Tafsir as-Sa'di

97. “Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannNya petunjuk dalam kegelapan di darat dan laut.” Manakala jalan-jalana membingungkanmu, peniti jalan tidak mengetahui jalan mana yang diambil, maka Allah menadikan bintang-bintang sebagai petunjuk bagi manusia ke jalan yang harus mereka lalaui kepada kepentingan perniagaan dan perjalanan mereka. Dia antaranya adalah bintang-bintang tertentu yang selalu terlihat dan tetap di tempat, adapula yang selalu bergerak. Gerakannya diketahui oelh ahlinya, dan dengannya mereka mengetahui waktu dana rah.

Ayat ini dan semisal dengannya menunjukan anjuran mempelajari gerakan dan orbit-orbitnya karena fungsi bintang sebagai petunjuk tidak tercapai kecuali dengan itu. “Sungguh kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran kami,” maksudnya, kami telah menjelaskan dan menerangkannya, dan kami telah menjelaskan setiap jenis dan macamnya dengan selainnya yang mana tanda-tanda kebesaran Allah menjadu namapk dan jelas, “kepada orang-orang yang mengetahui,” maksudya, bagi ahli ilmu dan bagi ahli pengetahuan alam, karena merekalah yang di tuju oleh khitabullah (titah Allah), dan jawabanya di tuntut dari mereka. Hal Ini berbeda dengan kaum jahil dank eras kepala yang berpaling dari tanda kebesaran Allah dan berpaling dari ilmu yang di bawa oleh para Rasul, karena penjelasan tida bermanfaat bagi mereka sama sekali, pemerincian tidak akan menghilangkan kerancuan mereka, penerangan tidak akan membuka kesulitan mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/2221-surat-al-anam-ayat-97.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

97. Dialah Dzat yang menciptakan atau membuatkan bintang-bintang bagi kalian sebagai petunjuk jalan kalian dalam kegelapan malam, dan di seberang lautan ketika kalian ragu untuk menemukan jalan dari dua tempat itu. Sungguh Kami telah menerangkan ayat-ayat yang menunjukkan kepada kesempurnaan kuasa Kami bagi kaum yang mengetahui keagungannya, menyadari hakikatnya, dan dan meminta petunjuk menuju keberadaan, keesaan, ilmu, dan kuasa Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/2221-surat-al-anam-ayat-97.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 95-97 Allah SWT memberitahukan bahwa Dia adalah Dzat membelah biji-bijian dan bibit, yakni Dia membelahnya di dalam tanah, lalu tumbuhlah dari biji-bijian itu bermacam-macam tanaman, berupa biji-bijian dan buah-buahan yang beragam warna, bentuk, dan rasanya. Oleh karena itu Allah berfirman: (menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan) dijelaskan dengan firmanNya (Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati) yaitu Dia mengeluarkan tumbuh-tumbuhan yang hidup dari biji dan bibit yang seakan-akan hal itu adalah benda mati.

Sebagaimana firmanNya: (Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka darinya mereka makan (33)) sampai dengan firmanNya: (dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui) (Surah Yasin: 33-36) Firman Allah: (Dan Dia mengeluarkan yang mati dari yang hidup) ma’thuf kepada (menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan) Kemudian menjelaskannya, lalu ma’thuf kepadanya firmanNya (Dan Dia mengeluarkan yang mati dari yang hidup) Mereka memberikan ungkapan tentang hal ini dan itu, dengan ungkapan-ungkapan yang semuanya saling berdekatan maknanya.

Di antara mereka ada yang berkata,”Ayam dikeluarkan dari telur, dan sebaliknya” ada pula yang berkata,”Anak yang shaleh dilahirkan dari orang yang durhaka dan sebaliknya” dan hal lainnya dari ungkapan-ungkapan yang terkandung dalam ayat ini. Kemudian Allah berfirman: ((Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah) yaitu Dzat yang melakukan ini hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya (maka mengapa kalian masih berpaling?) yaitu Bagaimana bisa kalian berpaling dan menyimpang dari kebenaran darinya menuju kebathilan, lalu kalian menyembah Dia bersama yang lain?

Firman Allah: (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat) Dia adalah Dzat yang menciptakan cahaya dan kegelapan, sebagaimana Dia berfirman di awal surah: (dan mengadakan gelap dan terang) (Surah Al-An'am: 1) Dialah Dzat Yang Maha Suci menyingsingkan kegelapan malam di permulaan pagi, sehingga alam menjadi terang, dan cakrawala menjadi terang.

Kegelapan malam hilang berangsur-angsur, lalu datanglah siang dengan sinarnya yang terang. Sebagaimana firmanNya: (Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat) (Surah Al-A'raf: 54) Allah SWT menjelaskan kekuasaanNya dalam menciptakan segala sesuatu yang saling bertentangan dan berbeda-beda, yang menunjukkan kesempurnaan dari keagunganNya dan kebesaran kekuasaanNya.

Lalu Allah menyebutkan bahwa Dia adalah Dzat yang menyingsingkan pagi dan hal yang bertentangan dengan itu, dalam firmanNya (dan menjadikan malam untuk beristirahat) yaitu sunyi dan gelap agar segala sesuatu beristirahat ketika itu, sebagaimana Allah berfirman: (Demi waktu matahari sepenggalan naik (1) dan demi malam apabila telah sunyi (2)) (Surah Adh-Dhuha) dan (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1) dan siang apabila terang-benderang (2)) (Surah Al-Lail) serta (dan siang apabila menampakkannya (3) dan malam apabila menutupinya (4)) (Surah Asy-Syams) Firman Allah SWT: (dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan) yaitu keduanya beredar sesuai perhitungan yang pasti, stabil, tidak berubah, dan tidak kacau, melainkan masing-masing dari keduanya mempunyai garis edar yang dilewati oleh keduanya di musim panas dan musim dingin.

Berdasarkan hal itu, maka berbedalah panjang dan pendek dari malam dan siang hari. Sebagaimana Allah berfirman: (Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya garis-garis edar bagi perjalanan bulan itu) (Surah Yunus: 5) dan (Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya (40)) (Surah Yasin) serta (dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang; (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya) (Surah Al-A'raf: 54) Firman Allah: (Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui) yaitu semuanya beredar sesuai pengaturan Dzat Yang Maha Perkasa yang tidak ada yang bisa menghalangi dan menentangNya.

Dzat yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Maka tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari pengetahuanNya bahkan sebesar dzarrah, baik di bumi dan di langit. Seringkali ketika Allah menyebutkan tentang penciptaan malam, siang, matahari, dan bulan, Dia mengakhiri firmanNya dengan menyebut sifat keagungan dan kemahatahuan, sebagaimana Allah menyebutkan di dalam ayat ini, dan sebagaimana Dia menyebutkan dalam firmanNya: (Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu. maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan (37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya.

Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui (38)) (Surah Yasin) ketika Allah menyebutkan penciptaan langit dan bumi serta sesuatu yang ada pada keduanya, yaitu pada permulaan surah As-Sajdah: (Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui) (Surah Fushshilat: 12) Firman Allah SWT: (Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagi kalian, agar kalian menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut) Sebagian ulama salaf berkata,"Siapa saja yang mempunyai keyakinan terhadap bintang-bintang ini selain dari tiga hal, maka dia keliru dan mendustakan Allah SWT yaitu bahwa Allah menjadikannya sebagai hiasan bagi langit dan sebagai sesuatu untuk merajam setan-setan serta petunjuk dalam kegelapan di darat dan laut" Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran) yaitu Kami menjelaskan dan menerangkan hal itu (kepada orang-orang yang mengetahui) yaitu orang-orang yang berpikir dan mengetahui kebenaran serta menjauhi kebathilan

Sumber: https://tafsirweb.com/2221-surat-al-anam-ayat-97.html

Informasi Tambahan

Juz

7

Halaman

140

Ruku

113

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved