Kembali ke Surat Al-An'am

الانعام (Al-An'am)

Surat ke-6, Ayat ke-108

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan janganlah kalian (wahai kaum muslimin), mencaci maki berhala-berhala yang disembah kaum musyrikin (sebagai bentuk antisipasi) sehingga tidak menyebabkan mereka memaki-maki Allah atas dasar kebodohan dan permusuhan mereka tanpa pengetahuan. Sebagaimana kami menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan buruk mereka sebagai hukuman atas buruknya pilihan mereka, kami pun menjadikan tiap-tiap umat manusia memandang baik perbuatan mereka. Kemudian kepada tuhan mereka, tempat kembali mereka semua.

Maka Allah memberitahukan kepada mereka tentang perbuatan-perbuatan mereka yang dahulu mereka perbuat di dunia. kemudian Allah membalas mereka atas perbuatan-perbuatan tersebut.

Sumber: https://tafsirweb.com/2232-surat-al-anam-ayat-108.html

📚 Tafsir as-Sa'di

108. Allah melarang orang-orang Mukmin dari satu perkara yang pada dasarnya di bolehkan bahkan dianjurkan, yaitu mencela tuhan-tuhan milik orang-orang musyrik yang di sembah dan dipertuhankan dengan Allah, dimana menghina dan mecelanya mendekatkan kepada Allah. Akan tetapi celaan terhadap mereka merupakan jalan bagi mereka untuk mencela Allah, Rabbul Alalmin, yang mana ia harus di sucikan dari segala aib, cacat, celaan, dan hinaan, maka Allah melarang mencela tuhan-tuhan kaum Musyrikin, karena mereka membela dan fanatic kepada agamaNya.

Karena Allah menghiasi segala amal setiap umat, maka mereka memandangnya baik, membelanya, dan memperjuangkanNya dengan berbagia cara bahkan mereka mencela Allah, dimana keagungannya telah terpatri di hati orang-orang baik dan durhaka apabila kaum Muslimin mencelanya. Akan tetapi tempat kembali manusia adalah Hari Kiamat adalah kepada Allah. Mereka akan menghadap kepadanya, amal-amal mereka akn disodorkan lalu Dia akan menjelaskan kepada mereka kebaikan dan keburukan apa yang mereka lakukan.

Ayat yang mulia ini adalah dalil bagi kaidah syar’I yaitu bahwa sarana di timbang dengan tujuannya, sarana kedapa yang haram walaupun pada dasarnya dibolehkan adalah haram jika menyeret kepada keburukan.

Sumber: https://tafsirweb.com/2232-surat-al-anam-ayat-108.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

108. Wahai orang-orang mukmin, janganlah kalian mengutuk tuhan-tuhan (berhala-berhala) orang-orang musyrik supaya mereka tidak mengutuk Allah dengan kebencian dan sewenang-wenang serta tanpa tahu tentang Allah, dan hal yang wajib ditujukan kepadaNya berupa sikap ta’zim dan tasbih. Sebagaimana menghiasi kepercayaan orang-orang musyrik tersebut, yaitu penyembahan berhala, Kami juga menghiasai amal perbuatan setiap umat yaitu amal baik dan buruk, lalu mereka mengerjakannya.

Kemudian tempat kembali mereka semua di akhirat hanyalah kepada Allah. lalu Dia memberitahu perbuatan mereka di dunia, dan membalas mereka sesuai amal tersebut.

Sumber: https://tafsirweb.com/2232-surat-al-anam-ayat-108.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT berfirman seraya melarang Rasulallah SAW dan orang-orang mukmin dari memaki tuhan-tuhan orang-orang musyrik, meskipun dalam hal itu terdapan kebaikan, dan jika tidak maka akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar daripada itu, yaitu balasan orang-orang musyrik dengan memaki Tuhan orang-orang mukmin, Dia adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, sebagaimana Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang ayat ini,”Orang-orang musyrik berkata,"Wahai Muhammad, sungguh hentikanlah makianmu terhadap tuhan-tuhan kami, atau kami akan benar-benar akan mencaci maki Tuhanmu" Lalu Allah melarang mereka untuk memaki berhala-berhala orang-orang musyrik (karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan) Firman Allah SWT: (Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka) yaitu sebagaimana Kami menghias untuk mereka kecintaan, pembelaan, dan pertolongan kepada berhala-berhala mereka, Demikian juga Kami menghias untuk setiap umat yang berada dalam kesesatan itu amal mereka. dan milik Allahlah hujjah yang kuat dan hikmah yang sempurna dalam hal yang Dia kehendaki dan Dia pilih. (Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka) yaitu tempat kembali mereka (lalu Dia memberikan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan) yaitu Dia akan membalas mereka sesuai dengan amal mereka, jika kebaikan maka balasannya adalah kebaikan dan jika keburukan maka balasannya adalah keburukan

Sumber: https://tafsirweb.com/2232-surat-al-anam-ayat-108.html

Informasi Tambahan

Juz

7

Halaman

141

Ruku

114

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved