Kembali ke Surat Al-An'am

الانعام (Al-An'am)

Surat ke-6, Ayat ke-109

وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ لَّيُؤْمِنُنَّ بِهَاۗ قُلْ اِنَّمَا الْاٰيٰتُ عِنْدَ اللّٰهِ وَمَا يُشْعِرُكُمْ اَنَّهَآ اِذَا جَاۤءَتْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa jika datang suatu mukjizat kepada mereka, pastilah mereka akan beriman kepadanya. Katakanlah, “Mukjizat-mukjizat itu hanya ada pada sisi Allah.” Dan tahukah kamu, bahwa apabila mukjizat (ayat-ayat) datang, mereka tidak juga akan beriman.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan telah bersumpah Orang-orang musyrik itu dengan sumpah-sumpah yang dikukuhkan, ”jika Muhammad datang membawa tanda yang luar biasa (mukjizat) , pastilah kami akan beriman kepada risalah yang dibawanya.” katakanlah (wahai rasul), ”sesungguhnya kemunculan mukjizat yang luar biasa itu berasal dari Allah . Dia maha kuasa mendatangkan mukjizat bila Dia menghendakinya. ”Dan tahukah kalian (wahai kaum mukminin), bahwa apabila mukjizat itu datang, mungkin saja kaum musyrikin itu tidak juga mengimaninya?

Sumber: https://tafsirweb.com/2233-surat-al-anam-ayat-109.html

📚 Tafsir as-Sa'di

109. Orang-orang musyrik yang mendustakan rasul Muhammad bersumpah “dengan Nama Allah dengan segala kesungguhan.’ Maksudnya, sumpah yang mereka tegaskan dan mereka tekankan, “Sungguh jika datang kepada mereka suatu mukjizat,” yang menunjukan kebenaran Muhammad, “pastilah mereka beriman kepadaNya.” Ucapan yang mereka katakan ini tidak bertujuan baik akan tetapi tujuannya hanya meyangkal bantahan yang di tujukan kepada mereka dan menolak apa yang dibawa oleh Rasul dengan pasti, Allah telah mendukung RasulNya dengan mukjizat-mukjizat yang jelas dan dalil yang kuat dimana jika ia dilihat, maka tidak tersisa sedikitpun syubhat dan persoalan tetang kebenaran sesuatu yang dibawanya. Permintaan mereka terhadap mukjizat setelah itu hanyalah permintaan yang menyusahkan yang tidak perlu dipenuhi.

Bahkan pelarangan untuk menjawab pertanyaan mereka adalah lebih banyak kemaslahatannya bagimu karena sunnatullah yang berlaku pada manusia adalah bahwa orang-orang yang menuntut turunya kepada rasul-rasul mereka, apabila ia diturunkan dan tidak beriman kepadanya, maka Allah menyegerakan azab kepada mereka. Oleh karena itu Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanyalah berada di sisi Allah’.’ Maksudnya Allah-lah yang menurunkannya jika dia berkehendak, dan menahannya jika Dia berkehendak.

Urusannya sedikitpun bukanlah ditanganku, tuntunanmu terhadap mukjizat bukanlah pada tempatnya. Tuntunan terhadap apa yang tidak aku miliki. Seharusnya tuntunan tersebut ditujukan untuk meminta penjelasan ayat apa yang aku sampaikan kepadamu dan tuntunan penjelasan tetang pembenarannya.

Itu telah ia terima. Walaupun begitu tidak bisa dipastikan bahwa Seandainya mukjizat itu turun, mereka akan beriman dan mempercayainya. Justru orang yang keadaanya begini malah tidak beriman.

Oleh karena itu, Dia berfirman, “dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang mereka akan beriman?”

Sumber: https://tafsirweb.com/2233-surat-al-anam-ayat-109.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

109. Orang-orang kafir Mekah bersumpah dengan sebenar-benar dan sesungguh-sungguhnya iman, jika telah datang kepada mereka suatu mukjizat yang mereka usulkan (yang terkandung) dalam surah An-Nahl, ayat 90 dan ayat selanjutnya, bahwa mereka akan mempercayainya dan mengakui bahwa kamu adalah rasul Allah. Maka katakanlah kepada mereka wahai Nabi: “Sesungguhnya ayat-ayat (mukjizat) ini hanya di sisi Allah.

Dialah Dzat yang Berkuasa atas mukjizat itu, jika berkehendak, maka Dia akan mendatangkannya untuk kalian, dan jika berkehendak Dia juga tidak akan menurunkannya. Dan kalian tidak akan mengetahui bahwa mereka akan benar-benar beriman jika mukjizat itu datang kepada mereka. Sesungguhnya mereka tidak akan pernah beriman”

Sumber: https://tafsirweb.com/2233-surat-al-anam-ayat-109.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 109-110 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang musyrik, bahwa mereka bersumpah dengan nama Allah dengan penuh kesungguhan dalam sumpah mereka, yaitu mereka bersumpah dengan sumpah yang kuat: (bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mukjizat) yaitu mukjizat dan sesuatu yang luar biasa (mereka benar-benar akan beriman kepadanya) yaitu mereka benar-benar percaya kepadanya (Katakanlah, "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah") yaitu, katakanlah, wahai Muhammad kepada orang-orang yang meminta mukjizat kepadamu karena kekeras kepalaan, keingkaran, dan pembangkangan mereka, bukan untuk mendapat petunjuk dan bimbingan, sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu kembali kepada Allah. Jika Dia berkehendak, maka Dia akan mendatangkannya kepada kalian; dan jika Dia berkehendak, Dia akan membiarkan kalian. Allah SWT berfirman: (Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu (59)) (Surah Al-Isra’).

Firman Allah SWT: (Dan apakah yang memberitahukan kepada kalian bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman) Dikatakan bahwa orang yang diajak bicara dalam ayat (Dan apakah yang memberitahukan kepada kalian (109)) adalah orang-orang musyrik. Ini adalah pendapat yang diikuti Mujahid. Seakan-akan Dia berfirman kepada mereka,”Apakah yang memberitahu kepada kalian tentang kebenaran kalian dari sumpah-sumpah yang kalian ucapkan itu” Mujahid berkata tentang firmanNya: (Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka) yaitu Kami membatasi antara mereka dengan keimanan.

Sekalipun datang kepada mereka semua mukjizat, mereka tetap tidak beriman, sebagaimana Kami membatasi antara mereka dengan keiimanan pada awalnya. Demikian juga dikatakan oleh Ikrimah dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam. Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,”Allah SWT memberitahukan tentang apa yang dikatakan oleh para hamba sebelum mereka mengatakannya, dan perbuatan mereka sebelum mereka melakukannnya.

Allah berfirman: (dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberitakan oleh Dzat Yang Maha Mengetahui) (Surah Fathir: 14) Maha Besar dan Maha Tinggi Allah.

Dia juga berfirman (supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah) (56) atau supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa' (57) Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab 'Kalau sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik' (58)) (Surah Az-Zumar) Allah SWT memberitahukan bahwa jika mereka dikembalikan, sungguh mereka tidak mengikuti jalan petunjuk.

Allah berfirman: (Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka) (Surah Al-An'am: 28) Allah SWT berfirman: (Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya) Allah berfirman yaitu jika mereka dikembalikan ke dunia, sungguh tetap akan dibatasi antara mereka dan petunjuk, sebagaimana Kami membatasi antara mereka dan keimanan sejak awal ketika mereka di dunia.

Firman Allah: (dan Kami biarkan mereka) yaitu Kami meninggalkan mereka (dalam kesesatannya). Abu Al-‘Aliyah, Ar-Rabi' bin Anas, dan Qatadah berkata tentang kesesatan mereka itu (bergelimang). Al-A'masy berkata bahwa maknanya adalah bermain-main.

Sedangkan Ibnu Abbas. Mujahid. Abu Al-‘Aliyah, Ar-Rabi, dan lainnya berkata maknanya adalah mereka kebingungan dalam kekafiran mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/2233-surat-al-anam-ayat-109.html

Informasi Tambahan

Juz

7

Halaman

141

Ruku

114

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved