Kembali ke Surat Al-A'raf

الاعراف (Al-A'raf)

Surat ke-7, Ayat ke-29

قُلْ اَمَرَ رَبِّيْ بِالْقِسْطِۗ وَاَقِيْمُوْا وُجُوْهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّادْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۗ كَمَا بَدَاَكُمْ تَعُوْدُوْنَۗ

Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap salat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Katakanlah (wahai rasul), kepada kaum musyrikin, ”tuhanku memerintahkan berbuat adil, dan memerintahkan kalian mengikhlaskan ibadah kepadaNya dalam tiap-tiap tempat peribadahan, terutama di dalam masjid-masjid. Dan agar kalian menyeruNya dengan penuh ikhlas dalam ketaatan dan ibadah kepadaNya. Dan supaya kalian beriman kepada hari kebangkitan setelah kematian, dan sebagaimana Allah dahulu telah menciptakan kalian dari ketiadaan, Sesungguhnya Dia maha kuasa untuk mengembalikan kehidupan kepada kalian sekali lagi. ”

Sumber: https://tafsirweb.com/2483-surat-al-araf-ayat-29.html

📚 Tafsir as-Sa'di

29. kemudian Allah menyebutkan apa yang diperintahkanNya “katakanlah Rabbku menyuruh menjalankan keadilan” adil dalam ibadah dan muamalat bukan dengan kezhaliman dan kesewenang-wenangan. “dan (katakanlah) ‘luruskanlah muka (dirimu) disetiap shalat” yakni menghadaplah kepada Allah, bersungguh-sungguhlah dalam menyempurnakan ibadah, khususnya shalat. Tegakkanlah ia lahir dan batin bersihkan ia dari segala yang mengurangi dan merusaknya. “dan berdoalah (sembahlah) Allah dengan mengikhlaskan ketatanmu kepadaNya” yakni bertujuan dengan itu wajahNya semata, tidak ada sekutu bagiNya. Doa disini mencakup doa permohonan dan doa ibadah, yakni janganlah kamu mencari tujuan dan sasaran dalam doamu selain pengahambaan kepada Allah dan ridhaNya. ”sebagaimana Dia telah menciptakan kamu” pada permulaan ”demikian pula lah kamu akan kembali kepadaNya” dengan di bangkitkan, yang mampu menciptakanmu pertama kali pasti mampu mengembalikannya, bahkan lebih mudah daripada menciptakan pertama kali.

Sumber: https://tafsirweb.com/2483-surat-al-araf-ayat-29.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

29. Katakanlah wahai Nabi: “Tuhanku memerintahkan untuk berbuat adil dan istiqamah, bukan kekejian sebagaimana yang mereka asumsikan. Dan menghadaplah hanya kepada Allah dalam shalat kalian dengan menghadap kiblat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan doa, ibadah dan ketaatan kalian kepadaNya, sebagaimana Dia menciptakan kalian pertama kalinya dari ketiadaan, lalu menghidupkan kalian lagi pada hari kiamat, lalu membalas kalian atas perbuatan kalian.”

Sumber: https://tafsirweb.com/2483-surat-al-araf-ayat-29.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 28-30 Mujahid berkata bahwa orang-orang musyrik melakukan thawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang bulat. Mereka berkata,"Kami melakukan thawaf sebagaimana kami dilahirkan oleh ibu-ibu kami" dan para wanita meletakkan potongan kulit yang dijahit atau sesuatu pada farjinya Saya berkata,”Orang-orang Arab selain suku Quraisy, mereka tidak thawaf di Ka’bah dengan memakai pakaian mereka. Mereka memaknai halitu bahwa mereka tidak melakukan thawaf dengan memakai pakaian yang mereka gunakan untuk bermaksiat kepada Allah.

Adapun orang-orang Quraisy yang dikenal dengan Al-Humsa melakukan thawaf dengan pakaian mereka. Dan orang yang dipinjami pakaian oleh orang Humsa, maka dia melakan thawaf dengan pakaian itu. dan orang yang mempunyai pakaian baru, maka dia melakukan thawaf dengan pakaian itu, kemudian dia membuangnya dan tidak ada seorang pun yang mengambilnya. Siapa saja yang tidak mempunyai pakaian baru, dan tidak dipinjami pakaian oleh orang Humsa, maka dia melakukan thawaf dengan keadaan telanjang bulat.

Kebanyakan para wanita melakukan thawaf dalam keadaan telanjang pada malam hari. Ini merupakan sesuatu yang mereka buat-buat dan mereka ikuti dari nenek moyang mereka. Mereka meyakini bahwa perbuatan nenek moyang mereka itu disandarkan kepada perintah dan syariat Allah.

Lalu Allah menyangkal hal itu. Dia berfirman: (Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya") Lalu Allah berfirman seraya menyangkal mereka: (Katakanlah) Wahai Muhammad, kepada orang-orang yang mengklaim demikian (Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji) yaitu apa yang kalian buat-buat itu adalah perkara yang keji dan mungkar, dan Allah tidak pernah memerintahkan hal seperti itu (Mengapa kalian mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui?) yaitu apakah kalian menyandarkan perkataan-perkataan yang tidak kalian ketahui kebenarannya kepada Allah?

Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”) yaitu keadilan dan perkara yang lurus (Dan (katakanlah), "Luruskanlah muka (diri) kalian di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kalian kepada-Nya”) yaitu Allah memerintahkan kalian agar istiqamah dalam menyembahNya, yaitu dengan mengikuti para rasul yang dikuatkan dengan mukjizat-mukjizat dalam apa yang mereka sampaikan dan syariat-syariat yang mereka bawa yang berasal dari Allah, serta agar kalian ikhlas dalam beribadah hanya kepadaNya. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal, sampai dua rukun ini disatukan, yaitu agar benar dan sesuai dengan syariat, dan dikerjakan dengan ikhlas dan bersih dari kemusyrikan. Firman Allah SWT: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya) (29) Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka) terjadi perbedaan pendapat tentang makna firmanNya (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya)) Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya)) bahwa Allah akan menghidupkan kalian setelah kematian kalian.

Qatadah berkata tentang firmanNya: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pulalah) kalian akan kembali (kepada-Nya)) yaitu Allah memulai penciptaan, lalu Dia menciptakan mereka. dan sebelum itu mereka bukanlah sesuatu apapun, kemudian mereka mati, lalu Allah mengembalikan mereka. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya) (29) Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka) dia berkata,”sesungguhnya Allah SWT memulai penciptaan anak cucu Adam dalam keadaan mukmin dan kafir, sebagaimana Allah berfirman: (Dialah yang menciptakan kalian, maka di antara kalian ada yang kafir dan di antara kalian ada yang beriman) (Surah At-Taghabun: 2) Kemudian Dia mengembalikan mereka pada hari kiamat sebagaimana Dia memulai penciptaan merekaa dalam keadaan mukmin dan kafir.

Sumber: https://tafsirweb.com/2483-surat-al-araf-ayat-29.html

Informasi Tambahan

Juz

8

Halaman

153

Ruku

124

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved